"Kemewahan bisa memberikan kepuasan sesaat, namun nilai-nilai moralitas yang baik akan memberikan kebahagiaan yang abadi"
Fenomena banyak pejabat di Indonesia dan keluarganya yang pamer kekayaan menjadi sorotan netizen dalam beberapa minggu terakhir ini. Banyak orang merasa geram dengan perilaku hedonistik yang merajalela di kalangan pejabat dan keluarganya. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesurupan hedonisme sudah merambah ke dalam masyarakat kita.
Hedonisme merupakan pandangan hidup yang mengutamakan kenikmatan dan kepuasan sensori sebagai tujuan hidup. Pandangan hidup ini sering kali dikaitkan dengan perilaku konsumtif, hedonistik, dan materialistik.
Dalam pandangan hedonisme, kekayaan dan kemewahan merupakan simbol dari kesuksesan dan status sosial yang tinggi. Oleh karena itu, banyak pejabat dan keluarganya yang berlomba-lomba untuk memamerkan kekayaan dan kemewahan mereka.
Salah satu tanda kesurupan hedonisme yang paling mencolok adalah perilaku pamer kemewahan. Pejabat dan keluarganya seringkali memamerkan barang-barang mewah yang mereka miliki, seperti mobil sport, jam tangan mewah, tas mewah, dan lain sebagainya.
Mereka seringkali mengunggah foto-foto kekayaan mereka di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Mereka beranggapan bahwa perilaku pamer kemewahan adalah hal yang lumrah dan wajar dilakukan sebagai orang yang sukses dan berpengaruh.
Kesurupan hedonisme juga membuat pejabat dan keluarganya mudah menghambur-hamburkan harta. Mereka seringkali menghabiskan uang mereka untuk membeli barang-barang mewah dan melakukan perjalanan mewah ke luar negeri.
Mereka juga seringkali melakukan pemborosan dalam pengelolaan keuangan negara. Hal ini menjadi masalah besar karena mereka seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengelola keuangan dengan bijak.
Senang berganti-ganti barang branded juga menjadi tanda kesurupan hedonisme. Pejabat dan keluarganya seringkali tidak puas dengan barang mewah yang mereka miliki.