Lihat ke Halaman Asli

Syahra Bahrani

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa dan Kesehatan Mental: Tanggungjawab dan Kepedulian Bersama

Diperbarui: 16 Oktober 2023   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Maraknya kasus bunuh diri mahasiswa yang baru-baru ini terjadi telah memicu berbagai pertanyaan, apakah kondisi mental mahasiswa di era ini baik-baik saja? Mahasiswa sebagai agen perubahan dalam perjalanan akademis dan sosialnya seringkali menghadapi tekanan dan stres yang tinggi. Hal ini bukan merupakan hal yang lumrah namun sudah menjadi isu mendesak yang perlu diteliti, didiskusikan dan dipahami lebih baik. Tentu jika isu ini tidak ditanggapi secara serius dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kesehatan mental mahasiswa.


Seringkali kesehatan mental yang buruk jarang terdeteksi dikarenakan faktor pribadi yang tertutup ataupun lingkungan sosial yang kurang peka terhadap perubahan-perubahan tingkah laku orang-orang disekitar mereka. Banyak orang merasakan tekanan karena berada jauh dari rumah untuk pertama kalinya, menghadapi beban keuangan dan  tekanan sosial yang semakin meningkat. Inilah mengapa peran kesehatan mental sangat penting. Disini juga diperlukan sifat keterbukaan setiap mahasiswa terhadap masalah yang dihadapinya, baik kepada keluarga maupun orang terdekat.


Stres akademik merupakan salah satu permasalahan yang hampir selalu menyertai perjalanan seorang mahasiswa. Persaingan yang ketat, tekanan tugas kuliah, dan ekspektasi yang  tinggi dari diri sendiri dan orang lain juga dapat menimbulkan banyak tekanan. Menurut saya, stres ini jika tidak ditangani dengan cepat dapat membahayakan kualitas hidup dan prestasi akademik setiap mahasiswa. Oleh karena itu, setiap universitas dan perguruan tinggi perlu membantu mahasiswanya mendapatkan dukungan mental yang lebih lengkap, seperti layanan konseling atau komunitas kesehatan mental agar mahasiswa dapat mengatasi tekanan akademik dan sosial secara lebih efektif.


Tak hanya stres akademik, permasalahan keuangan juga kerap menjadi beban bagi mahasiswa. Meningkatnya biaya pendidikan  dan meningkatnya biaya hidup sehari-hari  juga dapat menjadi sumber stres yang serius. Siswa yang mengalami kesulitan keuangan lebih  rentan terhadap masalah kesehatan mental. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memiliki program bantuan keuangan dan pemahaman menyeluruh tentang pengelolaan keuangan.


Menanggapi hal-hal tersebut, penting agar antarmahasiswa ataupun orang sekitar untuk lebih peka terhadap segala gejala-gejala kesehatan mental yang buruk. Hal ini merupakan langkah yang tepat untuk membantu mahasiswa terhindar dari bentuk depresi terburuk, yaitu bunuh diri. Dari saya sendiri yang seorang mahasiswa, ikut merasa terpukul ketika mendengar kasus bunuh diri mahasiswa di tanah air ini. Kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak baik pemerintah ,perguruan tinggi, dosen, maupun mahasiswa lainnya harus bekerja sama menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan akademik dan kesehatan mental yang sehat. 

Dengan memperhatikan masalah ini, kita dapat membantu mahasiswa mengatasi  tantangan yang mereka hadapi selama studi di universitas dan memastikan bahwa pengalaman belajar mereka  positif dan dapat memberikan wadah pengembangan diri agar menjadi versi terbaik mereka.Ayo sayangi dirimu, kamu berharga lebih dari yang kamu kira.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline