Sudah hampir dua tahun yang lalu, lebih tepatnya tanggal 1 Desember 2019, pasien pertama virus corona di Wuhan, China menunjukkan gejala terinfeksi virus SARS-Cov-2 dan semenjak saat itu wabah tersebut telah meluas menjadi pandemi di dunia.
Penyebaran yang cepat menjadi alasan kenapa COVID-19 bisa menjadi pandemi dunia. Melansir dari WHO, virus ini bisa menyebar melalui droplet atau percikan air yang keluar dari sistem pernapasan seperti batuk, bersin, dan bahkan berbicara.
Selain droplet,virus ini juga menyebar melalu kontak fisik juga permukaan yang terkontaminasi. Bahkan, riset terbaru virus ini juga bisa menyebar karena buruknya ventilasi.
Virus ini secara umum menyerang sistem pernapasan. Secara luas, penderita COVID- 19 bisa digeneralkan kedalam 2 tipe, yaitu tidak mengalami gejala sama sekali dan yang kedua adalah mengalami gejala. Gejala biasa dirasakan penderita sekitar 2---14 hari setelahterpapar virus corona.
Gejala umum yang dirasakan oleh penderita, adalah demam, batuk kering, hilangnya indra perasa dan penciuman, dan kelelahan. Namun, gejala juga bisa lebih parah apabila penderita mempunyai komorbid ---peyakit bawaan ---seperti diabetes, TBC, asma, dan juga maagh.
Kasus pandemi sekarang telah menjadi isu yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Di awal terjadinya pandemic ini, banyak negara yang menerapkan sistem lockdown seperti Inggris, Singapura, Perancis, juga Indonesia. Indonesia menerapkan lockdown selama dua minggu untuk menghentikan masuk-keluarnya turis juga barang yang berasal dari luar negeri, transportasi lokal, juga transportasi laut.
Bahkan, sekolah dan tempat kerja pun dialihkan menjadi daring. Hal yang tidak dihentikan oleh pemerintah hanyalah sektor-sektor kritis, seperti bahan pokok. Dalam waktu dua minggu ini, pemerintah juga gencar mengedukasi masyarakat betapa pentingnya menjalankan 6m (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama di luar.
Selain 6m, kegiatan meningkatkan imun seperti GERMAS juga menjadi hal yang sangat dibicarakan. Germas meliputi, makan dengan gizi yang seimbang, rajin olahraga dan istirahat cukup, jaga kebersihan lingkungan, minum air 8 gelas sehari, tidak merokok, makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan daging yang berpotensi menularkan, cuci tangan pakai sabun,
gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam, dan tidak lupa berdoa. Seiring berjalannya waktu, pemerintah memiih untuk hidup dengan pandemi dengan banyak menerapkan kebijakan baru seperti PSBB, New Normal, dan yang terbaru adalahPPKM yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat khusus daerah Jawa dan Bali sejak 3 Juli 2021 sampai sekarang dan bisa terus diperpanjang dengan menimbang angka kasus COVID-19.
Di pertengahan pandemi COVID-19, negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat, Inggris, juga Indonesia berlomba-lomba memerintahkan para ilmuwan terbaiknya untuk menemukan obat atau penangkal yang efisien seperti vaksin untuk menyikapi virus ini. Dr. Scott Gottlieb, mantan komisioner FDA mengatakan,
"Negara pertama yang sampai ke garis finish (dalam menemukan vaksin), adalah yang pertama akan berhasil memulihkan ekonominya dan juga pengaruh globalnya". Hal ini dikarenakan penemuan vaksin ini bisa diperjual-belikan baik di negaranya sendiri juga negara lain. Mengingat banyak perekonomian negara-negara yang collapse,