Lihat ke Halaman Asli

Syahputri Maharani Bachri

Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UMJ

Kenikmatan Dunia Antara Menjauhinya dan Mengambilnya

Diperbarui: 12 Agustus 2024   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu kecintaan yang paling besar dalam di jiwa manusia adalah harta.

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia" (Ali Imran :14)
Memang benar, bahwa mengejar kesenangan di dunia ini dan berusaha keras untuk mencarinya dapat melukai hati, merusak jiwa , dan menyebabkan permusuhan dan konflik. Akan tetapi, jalan keluarnya bukanlah dengan melarang manusia untuk menikmati apa yang mereka senangi dan apa yang dibolehkan bagi mereka itu semua tidak akan menyelesaikan masalah.

Akibatnya, Rasulullah SAW memberikan peringatan dan ancaman yang cukup kepada mereka saat mereka memberikan harta. Beliau juga memperingatkan mereka tentang efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengumpulan dan upaya mendapatkan harta.

Rasulullah SAW mengkhawatirkan apa yang akan terjadi pada umatnya jika mereka melakukan hal yang sama seperti orang-orang sebelumnya.  Mereka dapat mengalami perubahan karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia dan melupakan kehidupan akhirat . Jika mereka memiliki uang, mereka akan beralih dari perbuatan baik dan takut untuk berjihad karena mereka ingin tetap hidup di dunia, sehingga mereka mencampakkan diri mereka sendiri ke dalam kehancuran. Akibatnya, kemiskinan akan lebih aman dan selamat daripada memungkinkan segala sesuatu muncul .


"Bukanlah kemiskinan yang aku takutkan titik tetapi, aku takut kenikmatan dunia itu akan terbuka untuk kalian sebagaimana Dia terbuka untuk umat-umat sebelum kalian sehingga, kalian akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebagaimana yang mereka lakukan. Dan ia membuat kalian lupa sebagaimana mereka lupa"

Di sini ada dua golongan yang tersesat. Yang pertama berpendapat bahwa kenikmatan duniawi yang diberikan Allah SWT kepada hambanya merupakan sesuatu yang buruk, sehingga manusia harus menjauhkan diri darinya dengan pergi ke tempat yang terpencil dan beribadah di tempat yang sepi dan di pojok-pojok. Golongan lain tenggelam dalam mengumpulkan harta dan mencari kesenangan sehingga perhatiannya teralihkan dari segala sesuatu, jadi lebih mementingkan harta Duni daripada akhirat.
Orang lain lebih mementingkan harta Dunia dari pada akhirat karena mereka terlalu sibuk mengumpulkan harta dan mencari kesenangan.

Banyak berita berita tentang orang orang yang telah rusak dan bermasalah karena harta dunia, mereka rela saling bunuh membunuh, mencuri dan berbuat perlakuan keji lainnya, padahal semua yang kita lakukan didunia akan dipertanggung jawabkan di akhirat.

seharusnya kita bbisa mengontrol diri kita terhadap kesenangan duniawi, kita juga tidak boleh rakus, islam mengajari untuk saling berbagi, bersedekah, infaq dan lainnya, agar manusia lain mendapatkan keluasan rezeki dadri Allah SWT.

" Bukanlah kemiskinan yang aku takutkan. Tetapi, aku takut kenikmatan dunia itu akan terbuka untuk kalian sebagaimana Dia terbuka untuk umat-umat sebelum kalian sehingga, kalian akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebagaimana yang mereka lakukan. Dan ia membuat kalian lupa sebagaimana mereka lupa"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline