Cerita pendek atau biasa disebut dengan cerpen merupakan sebuah bentuk naratif fiksi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita pendek adalah kisahan pendek yang kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusat pada satu tokoh dalam satu situasi. Sesuai dengan namanya, cerita pendek memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang
diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan. Cerita pendek termasuk karangan berbentuk prosa fiksi yang habis dibaca sekali duduk, maksud dari habis dibaca sekali duduk adalah tidak membutuhkan waktu yang berlama-lama untuk menyelesaikan satu cerita.
Karya fiksi dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah bangun cerita yang menampilkan sebuah dunia yang sengaja dikreasikan pengarang.
- Unsur Ekstrinsik, unsur yang berada di luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. Unsur ekstrinsik tersebut seperti sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan ciri karya yang akan dihasilkan.
- Unsur Intrinsik, unsur yang hadir di dalam teks dan secara langsung membangun teks itu. Unsur intrinsik berupa:
1. Tema
Tema adalah ide, pokok pikiran atau pesan yang dipakai sebagai dasar bagi seseorang untuk membuat dan mengembangkan sebuah karangan. Tema menjadi dasar dalam pengembangan sebuah cerita yang dikembangkan menjadi topik-topik tertentu.
2. Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu, dan peristiwa dalam suatu karya sastra. Latar Tempat, yaitu latar yang merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa cerita, baik nama kota, jalan, gedung, rumah, dan sebagainya. Latar Waktu, yaitu latar yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa cerita, apakah berupa penanggalan, penyebutan peristiwa sejarah, penggambaran situasi pagi, siang, sore, dan malam. Dan latar Sosial, yaitu keadaan yang berupa adat istiadat, budaya, nilai-nilai, dan sejenisnya yang ada di tempat peristiwa cerita.
3. Tokoh Penokohan
Tokoh adalah karakter-karakter yang muncul dalam cerita dan berperan dalam pengembangan plot serta memainkan peran penting dalam narasi. Terdapat beberapa jenis tokoh, antara lain:
a. Tokoh utama adalah tokoh yang sering muncul dalam sebuah cerita.
b. Tokoh pelengkap yang merupakan karakter yang muncul untuk memberikan nuansa atau latar belakang yang lebih dalam.
c. Tokoh pendukung, yaitu karakter yang memberikan dukungan, bantuan, atau berperan dalam pengembangan cerita.
Dalam bermain peran, biasanya terdapat tokoh yang berkarakter protagonis dan antagonis. Protagonis yaitu karakter utama yang menjadi pusat perhatian dan menghadapi konflik utama. Sedangkan antagonis yaitu karakter yang bertentangan dengan protagonis dan sering kali menjdi sumber konflik dalam cerita.
4. Alur
Alur merupakan cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Alur dibedakan menjadi dua macam, alur maju dan mundur. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang dialami oleh tokoh dari awal sampai akhir semua berurutan waktu. Alur mundur adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa lampau.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara atau teknik dilakukan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. sudut pandang persona "aku" tokoh utama, pengarang sebagai tokoh utama menjadi pusat cerita. Pengarang menceritakan kisah dialaminya dengan menggunakan kata ganti "aku" atau "saya".
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra, bisa secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral diisyaratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, dan sebagainya.
Dalam sebuah cerita pendek, banyak dijumpai nasihat, teladan, kehidupan beragama, bahkan ilmu pengetahuan. Melalui hubungan antar tokoh, demikian juga tokoh dengan kejadian dapat diketahui bahwa kehidupan ini penuh permasalahan, di dalamnya individu belajar kembali melalui kehidupan itu sendiri. Dengan demikian, sudah dapat diketahui bahwa melalui penggambaran tokoh dalam cerpen, pembaca dapat mengetahui model perilaku mana yang dapat ditiru atau sebaliknya ditolak sama sekali.
Semoga ulasan tersebut dapat menambah informasi dan pengetahuan para pembaca. Mohon untuk kritik dan sarannya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan sebagainya agar lebih baik lagi. Terima kasih telah membaca, dan jangan bosan untuk membaca karena membaca adalah jembatan ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H