Lihat ke Halaman Asli

Gen Z Baperan atau Paling Adiktif? Bongkar fakta Generasi Strauwberry1

Diperbarui: 31 Januari 2025   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rabu, 22 Januari 2025 -- Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta sukses menggelar seminar bertajuk "Mental Health dan Generasi Strawberry: Stereotip atau Realita?". Acara ini menghadirkan Safitri Herra, S.Pd. sebagai pembicara utama dan Ibu Velda Ardia, S.I.Kom., M.Si., dosen Psikologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, sebagai narasumber pendamping.

Ngobrolin Generasi Strawberry: Beneran Rapuh atau Cuma Label?

Seminar ini mengupas lebih dalam tentang fenomena Generasi Strawberry, sebuah istilah yang sering dilekatkan pada Gen Z karena dianggap gampang menyerah dalam menghadapi tekanan hidup. Namun, apakah benar Gen Z itu selemah yang dibilang? Atau justru mereka punya cara sendiri dalam menghadapi tantangan zaman?

Safitri Herra menjelaskan bahwa istilah Generasi Strawberry muncul karena Gen Z sering dianggap rapuh, manja, dan kurang tahan banting dibanding generasi sebelumnya. Padahal, menurutnya, hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan, perkembangan teknologi, serta tekanan sosial yang berbeda dari generasi sebelumnya. Gen Z tumbuh di era digital dengan arus informasi yang cepat dan ekspektasi tinggi dari masyarakat, yang tentunya membawa tantangan tersendiri.

Kesehatan Mental: Peran Penting di Era Digital

Ibu Velda Ardia menyoroti bagaimana kesehatan mental berperan penting dalam membangun ketahanan diri. Bukan cuma Gen Z, tapi setiap generasi punya tantangan masing-masing dalam menghadapi tekanan hidup. Yang membedakan adalah cara mereka menghadapinya. Beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan mental Gen Z antara lain:

  • Tuntutan akademik dan pekerjaan yang semakin kompetitif
  • Ekspektasi sosial yang tinggi, baik dari keluarga maupun lingkungan
  • Tekanan dari media sosial, yang sering membuat seseorang merasa insecure atau kurang percaya diri
  • Kurangnya ruang untuk mengekspresikan emosi dan berdiskusi tentang kesehatan mental

Karena itu, penting bagi Gen Z untuk membangun ketahanan mental dengan cara yang sesuai dengan zaman sekarang. Beberapa strategi yang bisa diterapkan adalah:

  • Mengenali dan memahami emosi sendiri, biar nggak gampang stres
  • Membentuk pola pikir adaptif, supaya lebih fleksibel menghadapi tantangan
  • Menggunakan media sosial secara sehat, tanpa harus terjebak dalam toxic comparison
  • Mencari support system yang positif, baik dari teman, keluarga, atau komunitas

Diskusi Interaktif: Cerita dan Solusi dari Para Peserta

Seminar ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif, di mana peserta berbagi pengalaman dan keresahan mereka sebagai bagian dari Gen Z. Banyak yang merasa bahwa tekanan akademik, ekspektasi orang tua, dan dampak media sosial menjadi faktor utama yang bikin mereka gampang stres. Tapi di sisi lain, mereka juga merasa bahwa Gen Z lebih terbuka untuk membicarakan kesehatan mental dibanding generasi sebelumnya, yang menjadi langkah positif dalam mengatasi stigma seputar isu ini.

Salah satu peserta, Aisyah, berbagi pengalamannya tentang bagaimana media sosial bisa berdampak negatif terhadap mentalnya. "Kadang kita lihat teman-teman sukses di media sosial, terus jadi ngerasa tertinggal atau nggak cukup baik. Padahal, tiap orang punya timeline suksesnya masing-masing," ujarnya. Dari diskusi ini, banyak peserta yang setuju bahwa membandingkan diri dengan orang lain di media sosial adalah kebiasaan yang harus dikurangi.

Dari hasil seminar ini, dapat disimpulkan bahwa Generasi Strawberry bukan berarti generasi yang lemah. Mereka hanya punya cara yang berbeda dalam menghadapi tantangan, yang sering kali tidak dipahami oleh generasi sebelumnya. Penting untuk melihat konteks zaman dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang dengan cara mereka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline