Lihat ke Halaman Asli

Masalah Serius! Indonesia Harus Tanggap soal Bencana Alam

Diperbarui: 4 Desember 2022   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:Polri

Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayahnya sering terjadi dan rawan dari becana alam. Oleh sebab itu masyarakat Indonesia yang di dukung oleh pemerintah daerah dan pusat harus bersinergi menyiapkan tanggap darurat soal bencana alam di Indonesia. Sirkum Pasifik atau yang diknel dengan istilah Cincin Apik Pasifik merupakan salah satu sabuk seismic yang merupakan bagian wilayah bertemunya banyak sekali lempeng teknonik. Hal ini yang menyebabkan Indonesia sering terjadi bencana alam.

Beberapa gurun terakhir dalam bulan November sampai dengan awal Desember Tahun 2022 wilayah Indonesia dilanda bencana. Beberapa bencana yang terjadi dan menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia yaitu dengan adanya gempa Cianjur yang telah disusul dengan adanya gempa Garut yang ada di provinsi Jawa Barat. Wilayah Indonesia yang ini oleh cincin api Pasifik juga adanya bencana lain selain gempa bumi seperti tanah longsor tsunami yang tinggi dan gunung api yang ada di wilayah Sumatera dan wilayah Jawa yang aktif dan pada tanggal desember 2022 Gunung Semeru yang ada di wilayah Jawa Timur juga sedang erupsi. Pesisir pantai dan lereng gunung berapi merupakan bagian dari mitigasi bencana yang harus dilakukan mengingat wilayah Indonesia yang memiliki pesisir pantai dan gunung berapi yang sangat banyak.

Dengan adanya permasalahan tersebut tentunya adanya Sinar kita tentara seluruh pihak untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya bencana alam yang terjadi di wilayah Indonesia. Hal ini tentu saja sudah diungkap oleh badan meteorologi klimatologi dan geofisika terkait potensi adanya bencana alam baik yang ada di dalam daratan maupun yang ada di lautan seperti gelombang tsunami tinggi dan gempa bumi yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Tentu saja Ini harus menjadi kewajiban bagi kita di akhir dan awal tahun karena adanya potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Oleh sebab itu adanya Sinar kita antara pemerintah dan para pemangku kepentingan lain terhadap kewaspadaan potensi bencana alam yang saat ini terjadi di wilayah Indonesia. Mengingat duka dan keprihatinan yang terjadi atas gempa bumi yang melanda kawasan Kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat yang menyebabkan adanya korban tewas sekitar 200 orang. Tentu saja ini menjadi keprihatinan kita bersama dan menjadi evaluasi bersama bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia baik dari pemerintah pusat sampai dengan warga masyarakat Indonesia untuk tetap berhati-hati dan melakukan forwaspadaan terhadap adanya bencana alam yang terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi bencana alam.

Pemerintah Indonesia perlu melakukan mitigasi dalam tanggap darurat bencana yang sesuai dengan kerawanan bencana. Mengingat wilayah Indonesia yang rawan akan hal tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat pemetaan wilayah yang ada di wilayah Indonesia seperti wilayah pesisir yang diadakan mitigasi bencana terhadap gelombang tinggi, lalu wilayah pegunungan dengan melakukan mitigasi bencana tanah longsor, masyarakat lereng gunung merapi yang dibekali tanggap darurat juga harus dilakukan. Hal ini sebagai bentuk kewaspadaan yang dilakukan oleh pemerintah dan memberikan penanganan secara tanggap bagi masyarakat umum untuk melakukan tanggap darurat ketika sewaktu-waktu bencana tersebut terjadi sehingga sudah siap dan siaga untuk melakukan mitigasi tersebut.

Tanggap Darurat Bencana merupakan bagian dari suatu serangkaian suatu kegiatan yang dilakukan dengan segera suatu kejadian bencana yang bertugas dana menangani dampak yang buruk dari bencana yang telah ditimbulkan (Islami. Weke. 2021). Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal ini antara lain menangani kegiatan dalam penyelamatan dan evakuasi korban manusia dan hewan, lalu melakukan penyelamatan harta benda, dan melakukan pemenuhan kebutuhan secara dasar dari manusia. Hal ini perlu adanya sinergitas antara elemen yang berkepentingan agar mitigasi bencana tersebut juga dapat dilakukan sehingga masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah bencana juga tanggap dan siap ketika terjadi bencana. Mengingat setiap bencana adanya perbedaan mitigasi yang dilakukannya, baik prosedur maupun proses yang dilakukan tentunya juga akan berbeda pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline