Keadaan Remaja dan Perilaku Konsumtif
Masa remaja merupakan tahap dimana seseorang sedang dalam proses menemukan jati dirinya, pada tahap tersebut mereka rentan mengalami gejolak dalam menemukan jati dirinya. Salah satu kerentanan yang muncul pada masa remaja adalah konsumerisme. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumen yang menjadi pemicu munculnya perilaku konsumen. Perilaku konsumtif juga memiliki aspek dan karakteristik yang mendukung untuk kemudian mempengaruhi atau mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja.
Dalam perkembangan pribadi terdapat fase remaja yang merupakan fase transisi masa kanak-kanak. Perubahan penting, baik fisik maupun psikologis, terjadi selama periode itu. Masa remaja merupakan masa yang ambigu dalam proses perkembangan manusia karena statusnya bukan lagi anak-anak tetapi tidak dapat digolongkan sebagai orang dewasa. Perubahan pada masa remaja biasanya bersifat labil dan dinamis, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Remaja selalu ingin mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Selama perjalanan, hal ini diungkapkan melalui pembelian atau konsumsi sesuatu. Proses mengkonsumsi barang ketika tidak teratur dan berlebihan disebut konsumerisme. Pada kenyataannya baik remaja laki-laki maupun perempuan terkadang mengkonsumsi suatu barang pada saat barang tersebut kurang bermanfaat atau kurang dibutuhkan, melainkan untuk menambah rasa percaya diri saat membeli atau menggunakannya. Ikuti apa yang sedang hangat di seluruh dunia, meskipun dia tidak membutuhkannya. Ditambah lagi dengan keinginan untuk dilihat oleh teman dan lingkungan sosial, dalam hal ini pencarian eksistensi.
Pubertas adalah peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Berbagai perubahan terjadi pada masa ini, antara lain perubahan hormonal, fisik, psikologis dan sosial (Batubara, 2016). Pubertas biasanya dimulai sekitar usia 12-13 tahun dan berakhir sekitar usia 20 tahun. Perubahan yang terjadi pada masa remaja terjadi sangat cepat dan terkadang luput dari perhatian.
Masa remaja merupakan masa kehidupan yang membentuk jembatan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Nyatanya, mengubah persepsi umum tentang masa remaja sebagai momen yang menentukan dalam hidup, periode pergolakan perkembangan biopsikologis yang cepat, merupakan fenomena yang menghilang.Tidak ada transisi di antara keduanya sampai saya membuat jembatan di antara keduanya. Rousseau (Koops & Zuckerman 2003) menulis bahwa masa remaja ditandai dengan perubahan suasana hati, sering marah, dan pikiran yang terus berubah sehingga menyebabkan anak kehilangan kendali. Setelah pubertas, manusia terlahir kembali sebagai manusia dan membangun peradaban modern.
Meskipun proporsi orang muda tampaknya tidak berubah dari 200 tahun yang lalu, beberapa penelitian menunjukkan hal itu. Sebagai contoh, konsep identitas kritis dalam teori psikososial Erikson telah dikritik karena tidak cukup untuk menggambarkan anak muda secara individu dan kebanyakan anak muda tidak mengalami kesulitan kesehatan mental yang signifikan. Juga Oinas (dalam Koops & Zuckerman, 2003) menemukan bahwa hal ini terjadi ketika mencapai usia dewasa, titik ini sebenarnya ingin tetap menjadi remaja. Masa remaja adalah waktu yang berpotensi diabaikan. Tentu saja, mengapa hal itu diabaikan membutuhkan penyelidikan tersendiri.
Sama dengan masa lain pada perkembangan seseorang masa remaja juga memiliki ciriyang membedakan masa remaja dengan yang lainnya antara lain :
1.Masa remaja sebagai periode yang penting.Masa remaja adalah masa sesorang dalam membangun dirinya kedepan dengankontrol penuh ada pada pribadinya. Masa ini penuh dengan perubahan yang akan berdampak ketika sudah dewasa.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan.Remaja bukanlah anak-anak namun juga bukan oranng dewasa. Remaja adalahmasa transisi yang diwarnai perubahan secara besar besaran baik fisik maupun perilaku.
3.Masa remaja sebagai periode perubahan.Perubahan baik secara fisik dan seksualitas, maupun secara emosional.