Lihat ke Halaman Asli

Syahirul Alim

TERVERIFIKASI

Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Begini Antisipasi Pemerintah Mengatasi Panas Ekstrem di Musim Haji

Diperbarui: 10 Juli 2018   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nasional.kompas.com

Musim haji tahun 2018 akan diprediksi sebagai musim terpanas, karena disaat terik suhunya dapat mencapai 53 derajat celsius, tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Namun, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berencana akan melakukan antisipasi bagi para jamaah haji dengan mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk membagikan seperangkat perlengkapan untuk mengantisipasinya. 

Pada tahun 2018 ini, para jamaah tak perlu membawa perlengkapan  sendiri karena pihak pemerintah akan membagikan kacamata ultraviolet, payung, topi, botol minum, masker, dan semprotan untuk muka. Suatu terobosan baru yang dilakukan pemerintah, mengingat haji di Indonesia memang secara keseluruhan penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab negara.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka---sebagaimana dikutip situs kemenag.go.id---meyakinkan para jamaah Haji tahun ini akan membagikan seluruh perlengkapan bagi antisipasi cuaca panas sejak dari mulai emberkasi pemberangkatan, walaupun beberapa item lainnya disebutkan menyusul dibagikan nanti setelah para jamaah sampai di Tanah Suci. 

Namun yang pasti, inilah keuntungan bagi jamaah haji yang berangkat tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama antisipasi pemerintah terhadap cuaca ekstrim dengan membekali para jamaah perlengkapan penting sebagai pelindung keselamatan dan kenyamanan.

Saya kira penting untuk dipahami, bahwa cuaca ekstrem di Arab Saudi dengan panas yang menyengat, harus diantisipasi oleh setiap jamaah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, di mana puncak kegiatan haji yaitu wuquf di Arafah, pelaksanaannya tepat disaat matahari berada diatas kepala, justru akan menjadi sangat krusial bagi kondisi jamaah Indonesia. 

Belum lagi dominasi jamaah haji tahun ini lebih banyak diisi oleh formasi jamaah yang berumur diatas rata-rata 50 tahun yang tentu saja perlu ekstra hati-hati dan siap mengantisipasi segala hal yang mungkin terjadi.  

Kita patut mengapresiasi kinerja pemerintah yang semakin meningkatkan sisi pelayanan jamaah haji di hampir setiap tahunnya. Tahun-tahun sebelumnya tentu saja menjadi bagian dari evaluasi pemerintah agar kenyamanan dan keamanan jamaah haji senantiasa dirasakan lebih baik dan lebih meningkat. 

Menarik memang, melihat dari serangkaian kegiatan penyelenggaraan ibadah haji di tahun 2018 ini, serasa terus mengalami peningkatan. Untuk kegiatan manasik saja, para jamaah mendapatkan perbekalan selama 10 kali, 8 kali lingkup kecamatan dan 2 kali lingkup kabupaten/kota. 

Kegiatan manasik haji di beberapa wilayah yang dikoordinir oleh Kantor Urusan Agama (KUA) tampak semakin menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menata, mengelola, dan memberikan bekal yang cukup bagi setiap jamaahnya.

Di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pelaksanaan manasik secara intensif dikoordinir oleh setiap KUA yang waktunya dimulai sejak pagi hingga sore hari. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan jamaah, beberapa kali teori manasik memang terkesan diulang, mengingat tak semua jamaah memiliki kemampuan yang sama dalam menerima setiap materi ibadah yang disampaikan. 

Di Kota Tangsel sendiri, pelaksanaan manasik haji telah dilakukan sejak bulan Ramadan, baik pemaparan teori maupun praktik dalam berhaji. Inilah saya kira, bahwa kesiapan (istitho'ah) yang memang menyeluruh, tak hanya dalam soal kesehatan fisik namun juga kesiapan mental yang diupayakan melalui pemahaman manasik secara baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline