Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan harga karbon telah menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.
Harga karbon bertujuan untuk menangkap biaya eksternal dari emisi karbon, sehingga mendorong perusahaan untuk mengurangi jejak karbon mereka dengan meningkatkan efisiensi energi atau beralih ke sumber energi yang lebih bersih.
Namun, kenaikan harga karbon juga dapat berdampak pada biaya produksi, yang akhirnya memicu tekanan inflasi.
Artikel yang ditulis oleh Jannik Hensel, Giacomo Mangiante, dan Luca Moretti (2024) dalam Journal of Monetary Economics meneliti bagaimana kebijakan harga karbon memengaruhi harapan inflasi perusahaan serta keputusan penetapan harga.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan harga karbon secara signifikan meningkatkan harapan inflasi perusahaan, yang pada akhirnya memengaruhi pertumbuhan harga yang direalisasikan.
Dengan menggunakan data survei dari perusahaan manufaktur, para penulis menemukan bahwa meskipun perusahaan pada awalnya sering membuat kesalahan prediksi mengenai dampak kenaikan harga karbon terhadap harga produk mereka, dalam jangka panjang harapan inflasi tetap lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan harga yang sebenarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan karbon dapat memicu kesalahan perkiraan harga di kalangan perusahaan, yang akhirnya memengaruhi stabilitas inflasi secara keseluruhan.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya bagi bank sentral dan pembuat kebijakan untuk memantau dampak kebijakan iklim terhadap inflasi, mengingat risiko terjadinya ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang akibat kebijakan harga karbon yang ketat.
***
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kenaikan harga karbon tidak hanya memengaruhi harapan inflasi perusahaan, tetapi juga menciptakan tantangan dalam proses pembentukan ekspektasi ekonomi.