Penelitian yang dilakukan oleh Eleni Jelastopulu dan Konstantina Anna Tzoumerka pada tahun 2013 mengeksplorasi dampak krisis ekonomi terhadap fenomena parentifikasi, suatu kondisi di mana anak mengambil peran sebagai orang tua dalam keluarga.
Artikel ini, dipublikasikan dalam Universal Journal of Psychology, menggunakan metodologi kualitatif melalui wawancara semi-terstruktur untuk mengumpulkan data dari enam partisipan dari Yunani dan Siprus, yang berusia antara 23 hingga 26 tahun.
Temuan menunjukkan bahwa krisis ekonomi memperdalam masalah identitas, konflik, eskapisme, dan depresi di kalangan dewasa yang mengalami parentifikasi saat masih anak-anak.
Meskipun ukuran sampel yang kecil membatasi generalisasi hasil, studi ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kondisi ekonomi mempengaruhi dinamika keluarga dan kesejahteraan psikologis individu yang parentifikasi.
***
Dalam konteks yang lebih mendalam, penelitian oleh Jelastopulu dan Tzoumerka mengungkapkan bahwa parentifikasi---di mana anak-anak mengambil alih tanggung jawab orang tua---dapat meninggalkan bekas luka psikologis yang mendalam yang bisa diperburuk oleh tekanan ekonomi.
Data yang dianalisis menunjukkan bahwa partisipan mengalami hilangnya identitas diri, terperangkap dalam konflik keluarga, menggunakan eskapisme sebagai mekanisme coping, dan mengalami gejala depresi.
Krisis ekonomi tidak hanya memperberat beban emosional yang sudah ada sejak masa kanak-kanak tetapi juga memperburuk kondisi psikologis mereka saat menghadapi krisis sebagai dewasa.
Dari perspektif teoretis, penelitian ini mengaitkan fenomena parentifikasi dengan teori attachment yang mengatakan bahwa anak yang parentifikasi cenderung mengembangkan gaya attachment yang tidak sehat.
Ini karena mereka seringkali dipaksa untuk menekan kebutuhan mereka sendiri demi memenuhi kebutuhan emosional orang tua atau anggota keluarga lainnya.
Sebagai hasilnya, ini dapat menimbulkan masalah interpersonal yang berkepanjangan dan masalah kejiwaan seperti kecemasan dan depresi.