Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sinopsis Cerita Pendek "One Man's Meat..." Karya Jeffrey Archer (36)

Diperbarui: 23 Agustus 2024   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi cerita pendek "One Man's Meat...". (Created by Bing Image Creator)

Pertemuan Tak Terduga

Kisah ini berawal di pusat kota London, saat Michael Whitaker, yang sedang berkendara ke tempat kerja, terpukau oleh seorang wanita cantik yang sedang melangkah ke arah Aldwych Theatre. Daya tariknya yang luar biasa membuat Michael hampir mengalami kecelakaan karena terlalu fokus memperhatikannya. Dalam sekejap, wanita tersebut menghilang di antara kerumunan orang yang menuju ke teater. Meskipun menyadari bahwa kemungkinannya kecil, Michael tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya. Ia memarkir mobilnya dan berlari kembali ke teater dengan harapan dapat menemukan wanita tersebut lagi.

Setibanya di teater, Michael menemukan dirinya terhanyut dalam suasana yang penuh dengan harapan dan kegembiraan dari para penonton yang juga menanti pertunjukan malam itu. Tanpa tiket dan tanpa rencana yang jelas, Michael mulai menyusuri lorong-lorong dan melihat-lihat wajah-wajah orang banyak, mencari wanita yang telah memikat hatinya itu. Akhirnya, dia melihatnya lagi---wanita itu sedang mengantri di loket untuk pertunjukan malam itu. Dengan detak jantung yang semakin kencang, Michael memutuskan untuk mengantri di belakangnya, berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengannya.

Sementara mengantri, Michael mencoba mendengarkan percakapan wanita itu dengan petugas loket, tapi yang bisa ia tangkap hanya jawaban petugas tersebut bahwa sudah tidak banyak kursi yang tersisa. Wanita itu berterima kasih dan berjalan menuju kursi orkestra. Michael mengikuti dengan mata, mengonfirmasi kembali bahwa wanita itu memang benar-benar mempesona. Ia bertekad bahwa malam itu, bagaimanapun caranya, ia harus berbicara dengan wanita tersebut dan mengenalnya lebih jauh.

Koneksi yang Terjalin

Setelah kehilangan wanita misterius itu sejenak di kerumunan, Michael beruntung mendapat kesempatan kedua ketika ia melihatnya berdiri di antrian tiket. Memanfaatkan momen itu, Michael dengan cepat menyusul dan berdiri tepat di belakangnya. Meskipun tidak mendengar semua percakapan, Michael cukup jelas mendengar wanita itu berkata bahwa dia mungkin terlambat dan meminta bantuan untuk menahan tiketnya. Ketika wanita itu beranjak menuju ruang orkestra, Michael segera memutuskan untuk mengambil langkah berani. Ia mendekati loket dengan harapan yang sama, memberi tahu petugas bahwa dia adalah teman wanita tersebut dan menceritakan kembali percakapan yang baru saja terjadi.

Petugas loket, yang mungkin terkesan dengan ketegasan Michael, menyerahkan tiket yang telah disisihkan wanita tersebut kepada Michael, memungkinkannya untuk duduk di sebelahnya. Dengan hati berdebar, Michael berjalan memasuki ruang orkestra, mencari wanita itu. Akhirnya, ia menemukan dia duduk sendirian di samping kursi kosong. Michael menyapa dengan senyuman lembut, memperkenalkan diri dan menjelaskan bagaimana ia bisa mendapatkan tiket di sampingnya. Wanita itu, yang bernama Anna, menerima penjelasannya dengan rasa terima kasih dan senyuman hangat.

Pertunjukan teater dimulai, tetapi bagi Michael, drama yang sesungguhnya adalah interaksi yang terjalin di antara mereka. Meskipun suasana gelap dan fokus seharusnya pada panggung, Michael dan Anna malah terlibat dalam pembicaraan bisik-bisik yang semakin menunjukkan bahwa mereka berdua merasakan koneksi yang tidak biasa. Mereka berbagi tawa kecil dan komentar tentang adegan-adegan dalam drama, dan sesekali mata mereka bertemu, memancarkan kegembiraan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ketika interval tiba, Michael mengajak Anna untuk minum di bar teater, di mana mereka dapat berbicara lebih leluasa.

Malam yang Tak Terlupakan

Interval memberi kesempatan bagi Michael dan Anna untuk berbicara lebih intim di bar teater. Di sana, percakapan mereka berkembang dari komentar singkat tentang pertunjukan menjadi pertukaran cerita pribadi dan pandangan hidup. Michael terkesima dengan kecerdasan dan kehangatan Anna, sedangkan Anna tampak terhibur oleh humor dan kejelian observasi Michael. Mereka berdua merasa waktu berlalu begitu cepat, dan sebelum lonceng tanda akhir interval berbunyi, mereka telah membuat kesepakatan tak terucapkan untuk terus menjaga kontak setelah malam itu.

Ketika babak kedua pertunjukan dimulai, mereka kembali ke tempat duduk mereka, tapi fokus mereka kini lebih kepada kemungkinan masa depan bersama daripada drama di panggung. Sesekali, tangan mereka menyentuh, dan setiap sentuhan membawa gelombang kegembiraan dan kedekatan. Pada akhir pertunjukan, tepuk tangan meriah berbaur dengan perasaan gembira di antara mereka berdua. Mereka beranjak dari kursi sambil tangan mereka erat bergandengan, seolah tak ingin melepaskan koneksinya.

Setelah pertunjukan, Michael mengajak Anna makan malam. Mereka menemukan sebuah restoran kecil yang nyaman di dekat teater. Di sana, makan malam berlangsung dengan penuh tawa dan percakapan yang mengalir. Mereka berdua menemukan banyak kesamaan, dari cinta mereka terhadap sastra hingga minat pada perjalanan dan musik. Seiring malam beranjak larut, mereka berdua menyadari bahwa apa yang semula hanya ketertarikan spontan telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam.

Malam itu berakhir dengan pertukaran nomor telepon dan janji untuk bertemu lagi. Ketika Michael mengantar Anna ke taksi, mereka berdua merasa telah menemukan seseorang yang sangat spesial. Mereka berpisah dengan ciuman yang singkat tapi penuh makna, sebuah penutup sempurna untuk malam yang tak terlupakan. Michael berdiri menonton taksi yang membawa Anna menjauh, merasa bahwa sesuatu yang baru dan menarik baru saja dimulai dalam hidupnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline