Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mendorong Prestasi Tanpa Mengorbankan Kesehatan Mental Anak

Diperbarui: 18 Agustus 2024   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kesehatan menta pada anak. (Sumber: Freepik.com)

Pengaruh Pengasuhan dengan Kondisi Positif dan Negatif terhadap Psikologi Anak

Dalam kajian terbaru yang dipublikasikan oleh Sarah Teresa Steffgen dan rekan-rekannya, tema besar yang diangkat adalah tentang bagaimana pengasuhan orang tua dengan kondisi positif dan negatif berdampak pada perkembangan psikologi anak, terutama dalam konteks akademik. 

Pengasuhan ini mencakup dua jenis utama, yaitu Parental Academic Conditional Positive Regard (PACPR) dan Parental Academic Conditional Negative Regard (PACNR). 

Kedua pendekatan ini menjadi fokus utama penelitian yang bertujuan untuk memahami bagaimana respons orang tua terhadap pencapaian akademik anak dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, mulai dari motivasi, harga diri, hingga kesehatan mental.

Secara konseptual, PACPR dan PACNR merepresentasikan dua sisi dari pendekatan pengasuhan yang bersifat kondisional. PACPR, misalnya, mengacu pada peningkatan apresiasi dan kasih sayang orang tua ketika anak berhasil mencapai standar akademik tertentu. 

Sebaliknya, PACNR melibatkan penarikan kasih sayang atau perhatian ketika anak gagal memenuhi ekspektasi. Dalam kerangka teori yang lebih luas, kedua pendekatan ini sering kali dilihat sebagai bentuk kontrol orang tua yang dapat menekan otonomi anak dan menghambat pemenuhan kebutuhan dasar mereka, seperti kebutuhan akan keterhubungan dan kompetensi.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua pendekatan pengasuhan ini, terutama ketika diterapkan secara bersamaan, dapat menghasilkan profil psikologis yang kurang adaptif pada anak-anak. 

Anak-anak yang mengalami tingkat tinggi dari kedua pendekatan ini cenderung menunjukkan penurunan dalam kepuasan kebutuhan dasar, seperti perasaan otonomi dan keterhubungan, serta mengalami peningkatan dalam kecemasan, terutama dalam konteks akademik. 

Dalam kata lain, ketika orang tua memberikan kasih sayang mereka hanya saat anak-anak mencapai prestasi tertentu, anak-anak tersebut cenderung merasa tertekan untuk terus-menerus memenuhi ekspektasi, yang pada akhirnya dapat mengarah pada perasaan tidak aman dan rendah diri.

Namun, penelitian ini juga menemukan adanya perbedaan penting antara kedua pendekatan pengasuhan ini. Sementara PACNR secara langsung terkait dengan penurunan harga diri dan peningkatan kecemasan, PACPR, meskipun terlihat lebih positif, ternyata juga memiliki dampak negatif yang signifikan. 

Anak-anak yang hanya mengalami PACPR, tanpa adanya PACNR, tetap menunjukkan tanda-tanda kontingensi harga diri yang rapuh, di mana mereka merasa bahwa nilai diri mereka bergantung sepenuhnya pada pencapaian akademik mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline