Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menjadi Artefak atau Fosil Kehidupan?

Diperbarui: 4 Agustus 2024   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi artefak piramida di Mesir. (Sumber: Unsplash/Nada Habashy)

Seseorang dikatakan "hebat" itu "ada masanya" dan "pada masanya". 

Setelah itu dikenang sesuai kadar sumbangsihnya pada lingkup masing-masing, kadang makin bersinar kadang makin meredup.

Hingga suatu waktu bisa menjadi "artefak" atau hanya sekedar "fosil".

Ungkapan tersebut perlu dimaknai mendalam dan juga dipahami dengan tajam tentang sifat ketenaran dan pengaruh seseorang sepanjang waktu.

Kita sering melihat bagaimana tokoh-tokoh besar dalam sejarah atau bahkan di era modern dikenang karena kontribusi mereka. 

Namun, dengan berlalunya waktu, persepsi dan pentingnya kontribusi mereka bisa berubah, tergantung pada bagaimana masyarakat saat itu menilai dan memahami sejarah atau inovasi.

Beberapa tokoh tetap relevan dan terus dianggap sebagai pilar dalam bidang mereka, menjadi "artefak" yang selalu dihargai. 

Sementara itu, yang lain mungkin menjadi "fosil," diingat hanya dalam konteks sejarah dan tidak lagi dianggap relevan untuk dialog atau pengembangan saat ini.

Ini menunjukkan bahwa pengaruh seseorang sangat bergantung pada konteks sosial, budaya, dan teknologi yang terus berubah dari waktu ke waktu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline