Istilah 3F, singkatan dari Film, Fashion, dan Food, telah merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari generasi muda Indonesia.
Fenomena ini, sementara menghibur, membawa dampak mendalam yang berpotensi mengikis budaya lokal serta nilai-nilai tradisional yang telah lama dipelihara.
Film, sebagai salah satu media paling berpengaruh, sering kali menghadirkan tayangan yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya Timur.
Industri film global, khususnya dari Barat, sering mempromosikan adegan kekerasan, pornografi, dan pergaulan bebas yang jelas-jelas berlawanan dengan norma-norma sosial di Indonesia.
Ini tentu memicu keprihatinan mendalam tentang pengaruhnya terhadap pandangan dan perilaku anak-anak dan remaja kita.
Di sisi lain, dominasi tren fashion Barat juga telah mengubah cara berpakaian generasi muda kita.
Gaya berpakaian yang lebih terbuka bertentangan dengan norma berpakaian yang lebih konservatif di Indonesia.
Fenomena ini tidak hanya mengubah cara generasi muda berpakaian tetapi juga memengaruhi nilai-nilai dan identitas budaya mereka.
Pengaruh ini diperparah oleh media sosial yang terus-menerus menampilkan dan mempromosikan tren Barat sebagai lambang kekinian dan modernitas, yang sering kali dianggap lebih menarik dibandingkan dengan pakaian tradisional.
Lebih jauh lagi, penetrasi makanan cepat saji ke dalam diet sehari-hari membawa konsekuensi serius bagi kesehatan generasi muda.