Dalam dunia yang serba cepat dan penuh informasi ini, linimasa kita sering kali dijejali dengan artikel-artikel yang bercerita tentang bagaimana cara menulis.
"Menulis itu mudah," kata mereka.
"Menulis setiap hari," usul lainnya.
Seolah-olah menulis hanyalah kegiatan mengisi waktu luang tanpa harus memikirkan bobot dan isi yang berarti.
Sungguh, fenomena ini seperti makanan yang hanya enak dilihat tapi tanpa cita rasa.
Dengan penuh semangat, beberapa penulis di media online terus mengulang-ulang mantra yang sama.
Mereka ini, seakan pelari maraton yang lari di tempat; banyak keringat, tapi pemandangan tak pernah berubah.
Sebut saja Bapak Penulis X, dengan gayanya yang khas, selalu menekankan betapa pentingnya menulis setiap hari.
Artikel demi artikel diproduksi dengan formula serupa: 70% mengajar cara menulis, 30% menyisipkan kata-kata motivasi yang jika disusun ulang, tidak lebih dari sekedar buku catatan pelajar yang berisi kutipan motivasi umum.
Di era di mana konten adalah raja, ironisnya banyak dari kita yang menjadi saksi betapa kerajaan tersebut dikelola oleh para penjaga yang hanya sibuk memperbaiki benteng tanpa memperhatikan isi istana.