Seteguk Kopi
Di tengah hiruk pikuk kota yang berdentum,
Dia bertanya, "Maukah kau secangkir kopi dariku?"
Jawabnya merdu, menghangatkan ruang,
"Itu akan mengagumkan," katanya dengan semangat baru.
Namun dia bergumam lembut, penuh gaya,
"Tidak, yang mengagumkan adalah jika kuberi kau dunia."
Dengan senyum yang tertahan, dia berkata, "Berlebihan,"
Namun dalam hati, berharap bisa, lebih dari sekadar secangkir kopi.
Dia berdiri di sana, di antara aroma dan mesin yang berbunyi,
Berangan-angan membungkus bintang dan bulan sebagai hadiah.
Dengan tangan hampa, namun penuh cinta,
Dia kembali, membawa kopi, bukan dunia, dalam genggaman tangannya.
Dan dalam cangkir itu, bukan sekedar kopi yang terhidang,
Tetapi hati yang berbisik, "Untukmu, aku ingin memberikan segalanya."
Mungkin cinta ini sederhana, tak seindah puisi atau lagu,
Namun dalam setiap teguk, ada janji yang abadi, suci dan tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H