Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Seteguk Kopi

Diperbarui: 28 Juli 2024   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia dalam secangkir kopi. (Sumber: Freepik.com)

Seteguk Kopi

Di tengah hiruk pikuk kota yang berdentum,  
Dia bertanya, "Maukah kau secangkir kopi dariku?"  
Jawabnya merdu, menghangatkan ruang,  
"Itu akan mengagumkan," katanya dengan semangat baru.

Namun dia bergumam lembut, penuh gaya,  
"Tidak, yang mengagumkan adalah jika kuberi kau dunia."  
Dengan senyum yang tertahan, dia berkata, "Berlebihan," 
Namun dalam hati, berharap bisa, lebih dari sekadar secangkir kopi.

Dia berdiri di sana, di antara aroma dan mesin yang berbunyi,  
Berangan-angan membungkus bintang dan bulan sebagai hadiah.  
Dengan tangan hampa, namun penuh cinta,  
Dia kembali, membawa kopi, bukan dunia, dalam genggaman tangannya.

Dan dalam cangkir itu, bukan sekedar kopi yang terhidang,  
Tetapi hati yang berbisik, "Untukmu, aku ingin memberikan segalanya." 
Mungkin cinta ini sederhana, tak seindah puisi atau lagu,  
Namun dalam setiap teguk, ada janji yang abadi, suci dan tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline