Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menggabungkan Gaya Tradisional Indonesia dengan Tren Hunian Modern

Diperbarui: 29 Juni 2024   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Rumah gaya abungan tradisional Jawa dan modern Japandi. (Created by Bing Image Creator)

Akar dan Esensi Arsitektur Tradisional Indonesia

Dunia terasa semakin global, batas-batas antara negara dan budaya menjadi kabur, penting untuk tetap mengingat dari mana kita berasal---khususnya dalam konteks arsitektur. Arsitektur tradisional Indonesia, yang kaya dengan warisan etnik dan budaya, menawarkan perspektif unik yang bisa diintegrasikan ke dalam tren hunian modern. 

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita dapat menggabungkan kedua elemen ini tanpa kehilangan identitas kultural kita?

Arsitektur tradisional Indonesia sangat beragam, dari rumah Gadang di Sumatera Barat dengan atapnya yang melengkung mirip tanduk kerbau, sampai kepada rumah Tongkonan di Sulawesi yang memiliki atap perisai. Setiap desain memiliki filosofi dan fungsi yang mendalam, seringkali terkait erat dengan alam dan kosmologi setempat. 

Misalnya, rumah Jawa sering diatur untuk menghadap ke selatan, sesuai dengan kepercayaan spiritual dan hubungan antara manusia dengan alam semesta.

Dalam mengadaptasi arsitektur tradisional ke dalam desain modern, kita perlu mempertimbangkan aspek fungsionalitas tanpa mengorbankan esensi estetik dan filosofis. Penggunaan material lokal seperti bambu dan kayu, yang tidak hanya berkelanjutan tapi juga memiliki nilai estetika tinggi, bisa menjadi titik awal yang baik. 

Selain itu, pengaturan ruang yang mengedepankan ventilasi alami dan pencahayaan alami bisa diadaptasi dari banyak desain rumah tradisional Indonesia yang memanfaatkan angin muson.

Ilustrasi: Tampak interior rumah gaya tradisional Jawa dan modern Japandi. (Created by Bing Image Creator)

Salah satu kunci utama dalam menggabungkan gaya ini adalah dengan mengimplementasikan elemen-elemen arsitektural tradisional sebagai aksen dalam desain yang lebih modern. Misalnya, bentuk atap yang unik atau penggunaan ornamen kayu ukir pada fasad modern. Ini tidak hanya akan memberikan sentuhan unik pada bangunan, tapi juga menonjolkan kekayaan budaya kita dalam konteks yang lebih global.

Integrasi ini juga berpotensi meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap keberagaman arsitektur di Indonesia. Dengan menggabungkan gaya tradisional dan modern, kita tidak hanya menciptakan ruang yang fungsional dan estetis, tetapi juga membantu melestarikan dan mempromosikan warisan budaya dalam skala yang lebih luas.

Tantangan utama dalam proses ini adalah bagaimana mengharmoniskan dua dunia yang tampaknya berlawanan ini---tradisional dan modern---dalam satu kesatuan yang koheren. Ini bukan hanya soal estetika, tapi juga mempertahankan integritas struktural dan semangat dari asal-usul arsitektural yang kita bawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline