Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Perlambatan Ekonomi Global, Bagaimana dengan Indonesia?

Diperbarui: 17 Juni 2024   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Potensi kondisi perekonomian global masih belum menentu. (Sumber: Michael Boalch/Unsplash)

Perekonomian Global dan Dampaknya terhadap Indonesia di Tahun 2024

Dunia saat ini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, ditandai dengan prediksi pertumbuhan global yang melambat hingga 2.9% pada tahun 2024, turun dari 3% di tahun sebelumnya (Weforum.org, 15/01/2024). Lesunya pertumbuhan ekonomi ini berimbas luas, termasuk pada negara berkembang dan negara maju, dengan proyeksi kerugian ekonomi global akibat pembatasan perdagangan yang dapat mencapai hingga 7% dari output ekonomi global, dengan negara berpendapatan rendah yang mungkin mengalami kerugian hingga 4% dari PDB mereka (Imf.org, 30/01/2024).

Di tengah ketidakpastian global yang berkelanjutan, Indonesia tampaknya berada dalam posisi yang relatif kuat untuk menghadapi guncangan global berkat beberapa faktor internal yang mendukung ketahanan ekonominya. Pemerintah Indonesia, dengan proaktif, terus mendorong pertumbuhan melalui berbagai inisiatif, termasuk program bantuan sosial yang signifikan serta penguatan sektor UMKM melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang ditargetkan mencapai Rp297 triliun pada tahun 2023 (Antaranews.com, 12/01/2024).

Meski menghadapi tekanan eksternal, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan PDB yang solid sekitar 5%, setara dengan pertumbuhan yang dialami oleh China, dan lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara tetangganya di ASEAN yang lebih bergantung pada ekspor dan pariwisata. Optimisme ini diperkuat oleh ekspektasi pertumbuhan pendapatan perusahaan, terutama di sektor e-commerce, yang diperkirakan tumbuh 20% year-on-year (Nus.edu.sg, 10/01/2024).

Namun, faktor risiko tetap ada, terutama menjelang pemilihan presiden di Februari 2024 yang dapat membawa perubahan kebijakan yang signifikan, tergantung pada hasilnya. Kestabilan kebijakan menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan kelanjutan pertumbuhan ekonomi (Nus.edu.sg, 10/01/2024).

Indonesia, dengan kebijakan yang tepat dan terus menerus mengadaptasi strategi ekonomi untuk menanggapi dinamika global, memiliki potensi untuk tidak hanya bertahan tapi juga berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlangsung. Dengan tetap fokus pada penguatan domestik dan diversifikasi pasar ekspor, Indonesia bisa meminimalisir dampak negatif dari perlambatan ekonomi global.

Strategi Indonesia Menghadapi Perlambatan Ekonomi Global

Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat, Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk meminimalisir dampak negatif terhadap ekonomi nasionalnya. Upaya-upaya ini meliputi diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan ketergantungan pada sektor-sektor ekonomi domestik yang kuat. Pada tahun 2024, upaya untuk memperluas akses pasar perdagangan telah dilakukan dengan negara-negara seperti Jepang, yang sedang mengalami resesi, guna memperkuat posisi Indonesia di pasar global (Antaranews.com, 12/01/2024).

Pemerintah Indonesia juga telah menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan teknologi dan inovasi sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Kehadiran AI dan digitalisasi dalam berbagai sektor telah menjadi fokus utama, seperti yang disoroti oleh Paus Fransiskus dalam KTT G7, yang menyatakan bahwa teknologi ini dapat membawa perubahan signifikan dalam akses pengetahuan dan pengembangan sosial, meskipun juga menimbulkan risiko ketidakadilan yang lebih besar (Bisnis.com, 15/06/2024).

Salah satu sektor yang mendapatkan perhatian khusus adalah UMKM. Dengan dukungan dari program kredit usaha rakyat dan fasilitas perbankan akhir pekan, sektor ini diharapkan dapat terus tumbuh dan menjadi tulang punggung ekonomi domestik (Antaranews.com, 12/01/2024). Langkah-langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi domestik tetapi juga menyerap tenaga kerja dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Selain itu, Indonesia telah memperkuat program bantuan sosialnya untuk menjaga daya beli masyarakat. Pada akhir tahun 2023, pemerintah telah menyediakan bantuan beras kepada 21,3 juta penerima manfaat dan bantuan tunai bulanan sebesar Rp200 ribu kepada 18,8 juta penerima target (Antaranews.com, 12/01/2024). Langkah-langkah ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi dalam negeri di tengah tekanan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi yang tangguh di Indonesia adalah hasil dari kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk memperkuat sektor-sektor strategis sambil menjaga fleksibilitas dalam menghadapi tantangan global. Meskipun prospek global menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat terus memperkuat ekonominya dan memainkan peran yang lebih besar di panggung dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline