Karikatur ini menggambarkan adegan yang meniru situasi kunjungan keluarga ke penjara, namun konteksnya adalah dalam lingkungan kantor.
Ini menyoroti bagaimana pekerjaan kantor yang kaku dengan kubikel yang terisolasi dapat terasa sangat membatasi, mirip dengan penjara, di mana interaksi antar manusia sangat dibatasi dan diawasi.
Suami yang terlihat di dalam kubikel kantor dan berbicara dengan istrinya melalui telepon menunjukkan bagaimana aturan dan struktur korporat bisa menghalangi interaksi pribadi yang lebih hangat dan langsung.
Sementara itu, petugas keamanan yang berdiri di samping mengawasi percakapan tersebut menambah kesan bahwa ada pengawasan yang ketat dan berlebihan dalam lingkungan kerja tersebut.
Gambaran ini bisa ditafsirkan sebagai kritik terhadap dehumanisasi dalam lingkungan kerja modern di mana efisiensi dan kontrol terkadang mendominasi hingga mengurangi esensi kemanusiaan dan kebebasan personal.
Ini juga bisa jadi sindiran terhadap perusahaan yang memiliki aturan yang sangat ketat mengenai interaksi karyawan, hingga menyerupai pengawasan yang ada di lembaga pemasyarakatan.
Karikatur ini menggambarkan dengan cerdas dan satir bagaimana dunia kerja modern bisa terasa sangat membatasi dan mengurung, menghilangkan ruang untuk kreativitas dan interaksi manusiawi yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H