Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sinopsis Cerita Pendek "Hell is the Absence of God" Karya Ted Chiang

Diperbarui: 29 Mei 2024   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi cerpen "hell is the absence of god". (Created by Bing Image Creator)

Bagian Pertama: Kehilangan dan Pencarian

Cerita ini mengikuti perjalanan Neil Fisk, yang kehidupannya berubah drastis setelah kematian tragis istrinya, Sarah. Kejadian ini terjadi ketika malaikat Nathanael menampakkan diri, yang menghasilkan beberapa keajaiban namun juga tragedi, termasuk kematian Sarah karena terkena pecahan kaca. Neil, yang sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan ilahi langsung dalam hidupnya, mendapati dirinya terpaksa menghadapi hubungan pribadinya dengan Tuhan. Dengan latar belakang hidup yang penuh dengan kesulitan dan cemoohan dari teman sekelasnya karena kecacatan fisiknya, Neil tumbuh tanpa kecintaan khusus terhadap Tuhan, hanya melihat keberadaan Tuhan sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak terlibat langsung dalam kehidupan sehari-harinya.

Kematian Sarah memicu pertanyaan mendalam tentang adil tidaknya Tuhan dan apa artinya mencintai sesuatu yang tampaknya mengambil lebih dari memberi. Neil mulai menghadiri pertemuan untuk orang-orang yang kehilangan orang yang dicintai karena kunjungan malaikat, mencari solace dan juga jawaban atas mengapa tragedi ini bisa terjadi pada dirinya dan apa yang seharusnya dia lakukan dengan kepercayaannya.

Bagian ini menggali kedalaman kesedihan Neil dan bagaimana kejadian tragis yang menimpa keluarganya memaksa dia untuk mereevaluasi pandangannya terhadap Tuhan, yang tidak pernah dia pertanyakan sebelumnya. Melalui pertemuan dengan orang lain yang berduka dan berjuang dengan kepercayaan mereka sendiri, Neil mulai mengerti bahwa hubungan manusia dengan Tuhan bisa jauh lebih rumit daripada sekedar penerimaan pasif.

Bagian Kedua: Jalan Menuju Penerimaan

Saat Neil terus menghadiri pertemuan dan mencari pengertian tentang kehilangan yang dialaminya, dia bertemu dengan Janice Reilly, seorang wanita yang hidup tanpa kaki sejak lahir karena sebuah kunjungan malaikat yang dialami ibunya saat hamil. Dibandingkan dengan Neil yang terjebak dalam kemarahan dan keraguan, Janice menampilkan kepercayaan yang tak tergoyahkan kepada Tuhan, melihat keadaannya sebagai tugas suci, bukan hukuman atau ketidakadilan. Dari Janice, Neil mulai melihat contoh nyata dari seseorang yang mencintai Tuhan meskipun menghadapi cobaan berat.

Sementara itu, Neil juga menemukan kelompok dukungan lain yang lebih sejalan dengan perasaannya yang marah dan bingung terhadap Tuhan. Di sana, dia bertemu dengan orang-orang yang juga merasa ditinggalkan oleh Tuhan, termasuk beberapa yang kehilangan kepercayaan sepenuhnya. Di antara percakapan-percakapan berat dan pertukaran pandangan tentang agama dan tragedi, Neil mulai menggali lebih dalam tentang makna cinta sejati terhadap Tuhan, yang harus bebas dari segala kondisi dan harapan pribadi.

Kehidupan Janice mengambil belokan yang tak terduga ketika, dalam sebuah kunjungan malaikat lain, dia secara ajaib mendapatkan kaki yang berfungsi penuh. Kejadian ini membuat Janice bingung---dia merasa sebagai penerima berkat yang tidak pantas, mempertanyakan mengapa dia dipilih untuk menerima keajaiban ini. Keadaan ini menambah dimensi baru pada cerita, memperkenalkan pertanyaan tentang ketimpangan dalam berkat yang diberikan Tuhan dan bagaimana individu harus menanggapi hadiah atau keajaiban yang tampaknya tidak adil.

Neil dan Janice, meskipun menghadapi tantangan iman yang sangat berbeda, menemukan persahabatan dalam pencarian mereka untuk memahami dan mengatasi rintangan rohani masing-masing. Mereka berdua berjuang dengan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa Tuhan berinteraksi dengan dunia, dan apa artinya menerima atau mencintai kekuatan yang tampaknya begitu sewenang-wenang dan tidak dapat dipahami.

Bagian Ketiga: Resolusi dan Pencerahan

Bagian ketiga dari cerita ini membawa Neil dan Janice ke tahap akhir perjalanan spiritual mereka. Neil, yang terus berjuang dengan kemarahan dan rasa tidak adil yang mendalam terhadap Tuhan, mulai menyadari bahwa jawaban atas pertanyaannya mungkin tidak ditemukan dalam pemahaman logis atau dalam balasan atas doa-doanya yang penuh kesedihan. Dia mulai melihat bahwa mungkin, dalam ketidakberdayaan dan keputusasaan, terdapat kesempatan untuk mencapai jenis iman yang lebih mendalam dan lebih pribadi.

Sementara itu, Janice, yang masih berjuang dengan perasaan tidak pantas menerima keajaiban kaki yang baru, memutuskan untuk mengadakan perjalanan ziarah ke salah satu situs kunjungan malaikat dengan harapan mendapatkan kejelasan tentang perannya dalam rencana Tuhan. Perjalanan ini bukan hanya tentang mencari jawaban tetapi juga tentang menawarkan dirinya untuk mengembalikan berkat yang dirasa tidak pantas demi membantu orang lain yang lebih membutuhkan.

Di titik balik cerita, Neil dan Janice akhirnya menemukan semacam kedamaian. Neil, melalui interaksi dengan orang lain yang juga kehilangan orang yang dicintai dan melalui introspeksi pribadi yang mendalam, mulai memahami bahwa cinta sejati terhadap Tuhan mungkin datang dari pengakuan akan keterbatasan manusia dan penerimaan penuh atas kehendak ilahi, tidak peduli seberapa tidak masuk akal atau menyakitkan itu mungkin tampak. Dia belajar melepaskan pengharapan dan keinginan pribadinya dan, dalam prosesnya, menemukan rasa damai dalam imannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline