Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Puisi: Ketika Pagi Berbisik

Diperbarui: 25 April 2024   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi takbir dan tahmid berpadu. (Freepik.com)

Ketika Pagi Berbisik

Ketika pagi berbisik,
di telinga hati yang masih lelap,
"Bangunlah, nikmati dunia!"
Aku terjaga, menyambut cahaya mentari---
tanda cinta Sang Pencipta.

Di atas sajadah,
takbir dan tahmid berpadu,
mengalun dalam rasa syukur---
untuk napas yang masih berhembus,
dan hari yang terentang luas.

Dalam segelas air yang jernih,
aku lihat refleksi wajah bahagia---
setiap tetes adalah karunia,
dari langit yang tak pernah pelit.

Di kebun, bunga-bunga berkata,
dengan warna-warni kelopak mereka:
"Kami pun bersyukur, dapat mempercantik dunia,
dengan izin-Nya, kami tumbuh dan bersemi."

Malam tiba, langit dipenuhi bintang,
semesta bergema dengan doa-doa,
dari ribuan umat yang mengucap syukur,
untuk hidup, cinta, dan kasih-Nya.

Tiada kata, cukup mampu,
mewakili rasa syukurku,
kepada-Mu, Ya Rabb, atas segala nikmat-Mu---
di bumi, di langit, di dalam jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline