Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Puisi: Di Ambang Keadilan

Diperbarui: 20 April 2024   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi di ambang keadilan. (Freepik/racool_studio)

Di Ambang Keadilan

Di ambang jendela keadilan,
aku melihat ribuan wajah memudar---  
terhapus oleh waktu, terkikis oleh lupa
Di sana, di antara celah-celah ketidakadilan,
tertanam benih harapan yang layu

Bisik angin membawa pesan,
dari mereka yang terbelenggu sunyi,
mereka yang dipaksa diam,
mereka yang terluka oleh ketidakpedulian,
menggema di koridor-koridor kekuasaan

Langkahku gontai, menapak jalan berbatu,
mencari keadilan di antara reruntuhan
Berapa banyak suara yang harus terdengar,
sebelum kebenaran terungkap?

Wanita tua di pasar berbicara,
"Keadilan, anakku, bukan hanya pengadilan,
tapi ketika tidak ada lagi yang tersembunyi,
tidak ada lagi yang harus ketakutan"

Di sela-sela dialog hati dan rasio,
aku menari dengan pena,
menulis setiap nama yang terlupakan,
setiap cerita yang terpendam

Karena di dalam setiap kata,
terdapat kekuatan untuk mengubah,
dan di dalam setiap bisikan,
terdapat peluang untuk membangun dunia baru

Kita, para pencari keadilan,
takkan berhenti di tengah jalan,
karena keadilan yang sejati,
adalah ketika tidak ada lagi yang harus mencarinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline