Pulang ke Pangkuan-Nya
Dalam hening Ramadan, kau bertanya,
Berapa kali kau lantunkan ayat suci?
Di sudut masjid, di lipat waktu
Berapa i'tikaf telah lenyap, usai?
Tetapi di ujung doa, ada bayangmu,
Memikul beban rasa yang tak terurai
Ada amarah, duka, dan kesedihan
Yang terus menerus kau genggam, tak lepas
Di euforia Idulfitri, suara takbir bergema
Apakah kata maafmu hanya lirih basa-basi?
Lalu engkau tatap dirimu, melihat ragamu
Yang penuh pesan cinta dari-Nya, tersembunyi
Tuhan bicara dalam bisik yang kau abaikan
Dalam sakit dan kekacauan, Dia menyeru
Dalam ketidakberesan, Dia memberi isyarat
Cinta-Nya mendalam, bukan untuk menyakitimu
Engkau binatang ternak dengan mulut bisu
Mata buta, telinga tuli, hati yang mati rasa
Tapi ingat, engkau adalah ciptaan sempurna-Nya
Gambaran diri-Nya, khalifah di muka bumi
Kini, di penghujung suci, suara-Nya melirih
"Pulanglah, hamba-Ku, pulang ke pangkuan-Ku."
Seperti orang tua yang rindu pada anaknya yang jauh
Dia rindu pada jiwa yang telah lama terlupa
Mudiklah, bukan hanya ke kampung halamanmu
Tapi ke dalam qalbumu, tempat Dia selalu ada
Bersihkan jiwa, tenangkan hati
Pulanglah... Sebelum waktu memanggilmu pulang
Sidoarjo, 3 Syawal 1445H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H