Dalam konteks saat ini, di mana dunia kerja dan pendidikan terus berubah dengan cepat, memahami dan menguasai keterampilan dasar seperti literasi dan numerasi menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Keterampilan ini tidak hanya merupakan dasar untuk pembelajaran akademis atau profesional tetapi juga kunci untuk membuka berbagai peluang dalam kehidupan.
Sayangnya, masih banyak anak muda yang kesulitan dalam area-area ini, seringkali terpinggirkan dan tidak mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan untuk berhasil.
Dari pengamatan saya, transisi dari sekolah ke dunia kerja merupakan salah satu fase paling kritis dalam kehidupan seseorang.
Namun, bagi mereka yang mengalami kesulitan dengan keterampilan dasar, fase ini bisa menjadi sangat menantang.
Kekurangan dalam literasi dan numerasi dapat membatasi akses seseorang ke pendidikan lanjutan dan peluang kerja, serta memengaruhi persepsi mereka tentang diri sendiri sebagai pelajar dan pekerja.
Ini seringkali berujung pada transisi yang lebih sulit ke dunia kerja, menempatkan mereka dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam masyarakat.
Saya percaya bahwa keterampilan dasar harus dipandang dalam konteks yang lebih luas, melampaui kemampuan teknis, untuk melihat bagaimana mereka memengaruhi identitas belajar dan akses terhadap kesempatan sosial dan ekonomi.
Dengan demikian, penting bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas untuk mengakui bahwa meningkatkan literasi dan numerasi dasar adalah langkah krusial dalam mendukung transisi yang sukses dan inklusif dari sekolah ke dunia kerja.
Dari perspektif saya, mengatasi tantangan ini membutuhkan pendekatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan individu.