Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kemanusiaan Buatan: Memahami Kepribadian dan Kesadaran pada Robot Sosial

Diperbarui: 3 Februari 2024   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kemanusiaan buatan. (Freepik.com)

Dalam era teknologi yang terus berkembang, perdebatan tentang agen otonom dan robot sosial menjadi semakin relevan dan mendesak. 

Artikel yang saya ulas berikut ini adalah, "Understanding Social Robots: Attribution of Intentional Agency to Artificial and Biological Bodies" dalam jurnal "Artificial Life" oleh Tom Ziemke (2023), menawarkan perspektif mendalam tentang bagaimana kita memahami dan berinteraksi dengan teknologi yang semakin canggih ini. 

Menyelidiki bagaimana manusia mengatribusikan agensi dan kesadaran kepada mesin, artikel ini menantang kita untuk mempertimbangkan ulang batasan antara kehidupan buatan dan biologi. 

Kita akan menjelajahi implikasi dari pandangan Ziemke terhadap pemahaman kita tentang kecerdasan buatan dan robotika, serta dampaknya terhadap masa depan interaksi manusia dan mesin.

***

Robot sosial sebagai agen yang disengaja. (Ziemke, 2023)

Penjelasan gambar: (kiri) Eksperimen yang mengaitkan kondisi mental manusia dengan robot, di mana (1) robot humanoid mengamati seseorang memasukkan bola ke dalam salah satu dari dua keranjang dan (2) seorang pengamat manusia diminta untuk memprediksi respon robot terhadap pertanyaan dimana bola berada. (kanan) Seorang pejalan kaki bertemu dengan mobil yang dapat mengemudi sendiri di penyeberangan dan bertanya-tanya apakah mobil tersebut akan mengizinkannya menyeberang jalan.

Kita menggali lebih dalam tentang bagaimana penelitian ini memperluas pemahaman kita tentang interaksi antara manusia dan robot sosial. 

Tom Ziemke mengajukan pertanyaan penting tentang bagaimana kita, sebagai manusia, mengatribusikan agensi dan kesadaran kepada entitas buatan, serta konsekuensi dari atribusi tersebut dalam interaksi sosial kita. 

Dengan kemajuan teknologi, batas antara makhluk biologis dan buatan menjadi semakin kabur, menimbulkan pertanyaan etis dan filosofis tentang hak, tanggung jawab, dan definisi kehidupan itu sendiri.

Artikel ini menunjukkan bahwa cara kita memahami dan berinteraksi dengan robot sosial tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis mereka tetapi juga pada persepsi kita tentang keberadaan mereka sebagai agen yang memiliki atau kekurangan kesadaran dan niat.

Ini menimbulkan implikasi signifikan untuk desain dan pengembangan teknologi di masa depan, menuntut pendekatan yang lebih matang dan bijaksana yang mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial dari interaksi manusia-robot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline