Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Bulan Januari Berjalan Lebih Lama?

Diperbarui: 18 Januari 2024   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalender bulan Januari. (Sumber gambar: Freepik.com)

Ada fenomena unik, sebuah media daring nasional mengadakan jajak pendapat yang mungkin dianggap agak aneh. Mengapa? Pasalnya berbagai media daring saat ini sedang ramai membahas jajak pendapat atau survei politik. Ya, tinggal menghitung beberapa hari lagi menjelang pemilu pada 14 Februari 2024.

Jajak pendapat tersebut berbunyi "Apakah Anda merasa bulan Januari berjalan lebih lama?". Hasilnya 32% menjawab "YA" dan 68% menjawab "TIDAK (Biasa Saja)". Hingga tulisan ini dibuat, terdapat 1.389 peserta jajak pendapat yang telah "memilih" dan jajak pendapat tersebut telah berjalan selama 5 hari.

Apakah ini menarik untuk dibahas? Apakah Anda termasuk dalam kelompok "YA" atau "TIDAK (Biasa Saja)"? Bagi yang setuju dengan pembahasannya, silahkan lanjutkan membaca ulasan saya di bawah ini.

Interpretasi Fenomena Jajak Pendapat Kaitan dengan Teori Psikologi

Jajak pendapat yang dilakukan media daring tersebut mengenai persepsi lamanya bulan Januari membawa kita pada pemahaman menarik tentang bagaimana psikologi individu dapat memengaruhi persepsi waktu. Mari kita analisis bersama hasil jajak pendapat dari sudut pandang psikologis dan menjelaskan bagaimana faktor psikologis dapat memengaruhi pandangan masyarakat tentang lamanya bulan Januari.

1. Persepsi Subjektif terhadap Waktu

Hasil jajak pendapat menunjukkan 68% responden merasa bulan Januari berjalan seperti biasa, sedangkan 32% lainnya merasa bulan berjalan lebih lama. Hal ini mencerminkan perbedaan persepsi subjektif terhadap waktu. Menurut teori psikologi, persepsi waktu berpotensi menunjukkan fluktuasi yang signifikan di antara individu, sebuah fenomena yang dipengaruhi oleh beberapa faktor psikologis, termasuk namun tidak terbatas pada kecemasan, stres, dan rutinitas sehari-hari.

Individu yang merasa bulan Januari berjalan lebih lama mungkin sedang mengalami stres atau tekanan dalam hidupnya, yang mungkin membuat mereka lebih peka terhadap perasaan waktu. Mereka mungkin merasa bulan tersebut terasa lebih lama karena pengalaman mereka menghadapi tantangan atau beban kerja yang meningkat. Sebaliknya, mereka yang merasa bulannya berjalan seperti biasa mungkin memiliki rutinitas yang lebih stabil dan stres yang lebih sedikit, sehingga waktu berlalu lebih cepat.

2. Persepsi Waktu dan Efek Prospektif

Konsep psikologis yang relevan dalam hal ini adalah "efek prospektif". Hal ini mengacu pada kecenderungan manusia untuk merasakan waktu berlalu lebih lambat ketika mereka menantikan sesuatu atau memiliki perasaan yang kuat terkait dengan jangka waktu tertentu. Dalam konteks jajak pendapat ini, individu yang merasa bulan Januari berjalan lebih lama mungkin memiliki ekspektasi atau perasaan tertentu terhadap bulan tersebut. Mereka mungkin mempunyai tujuan, peristiwa penting, atau perasaan tertentu yang membuat mereka lebih memperhatikan waktu dan merasa bulannya semakin panjang (baca: Menyelami Persepsi tentang Waktu).

Selain itu, tekanan sosial juga dapat berperan dalam hasil jajak pendapat ini. Individu sering kali menyerah pada pengaruh sudut pandang dan penilaian orang lain. Ketika sebagian besar responden merasa bulan Januari berjalan seperti biasa, hal ini dapat memengaruhi persepsi individu yang sebenarnya merasakan hal yang berbeda. Individu mungkin mengalami rasa keterpaksaan untuk menyesuaikan sudut pandang mereka dengan konsensus yang berlaku, sebuah fenomena yang berpotensi berdampak pada perilaku memilih mereka.

Dampak Media Sosial dan Perasaan Kolektif terhadap Hasil Jajak Pendapat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline