Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Puisi: Airmata di Akhir Badai

Diperbarui: 17 Januari 2024   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Freepik/pvproductions

Airmata di Akhir Badai

Airmata takkan mampu membelokkan angin,
Biarlah ia berhembus, takdir yang tak terjinakkan.
Di tanah yang kokoh, kau berpijak dengan keyakinan,
Menyaksikan, airmata jadi mutiara pelipur lara.

Kala api menyala, panas memeluk erat,
Tak menghanguskan, melainkan hangat yang meredam.
Seperti pelukan ibu, atau cahaya mentari di senja,
Api itu, kini kehangatan, penjaga di malam sepi.

Dalam diam, kau belajar, airmata bukan akhir,
Ia pembuka jalan bagi hati yang pernah terluka.
Bagaikan embun pagi, menyegarkan jiwa yang gersang,
Menyadarkan, bahwasanya setiap kesedihan, punya akhirnya.

Dan di tanah yang kokoh ini, kau menemukan diri,
Diantara airmata dan api, kau temukan ketenangan.
Layaknya pelaut di tengah lautan, mengarungi badai,
Kau sadari, bahwa segalanya, akan menjadi indah pada waktunya.

Malang, 17 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline