Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Futurologi Bukan Ilmu Hitam

Diperbarui: 22 November 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Futurologi bukan ilmu hitam. (Sumber gambar: Freepik/chandlervid85)

Menjelang tahun 1990, dunia sempat dihebohkan dengan pernyataan-pernyataan futurolog, John Naisbitt, yang ditulisnya dalam bukunya berjudul "Megatrends: Ten New Directions Transforming Our Lives", diterbitkan pada tahun 1982, 40 tahun lalu. Kemudian disusul berbagai bukunya yang lain, misalnya "Global Paradox", diterbitkan pada tahun 1994. 

Buku ini, yang sekarang berusia 29 tahun, menawarkan pandangan mendalam tentang bagaimana globalisasi, meskipun menyatukan dunia, juga menciptakan paradoks kompleksitas dan fragmentasi.

Dalam konteks ini, penelitian futurologi - studi tentang prediksi dan kemungkinan masa depan - menjadi sangat relevan. 

Buku Naisbitt, dan karya serupa lainnya, membantu membentuk pemahaman kita tentang bagaimana keputusan dan inovasi saat ini dapat berdampak signifikan pada masa depan kita. 

Hal ini membuka jendela ke pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana tren saat ini, baik dalam teknologi, sosial, ekonomi, maupun politik, dapat membentuk skenario masa depan yang beragam dan sering kali tidak terduga.

***

Futurologi, sebuah studi yang melampaui batas-batas prediksi tradisional, adalah jendela unik yang membuka pandangan kita ke masa depan yang kompleks dan seringkali misterius. 

Perjalanan dalam memahami Futurologi adalah sebuah perjalanan yang penuh keajaiban, di mana kita diajak untuk mengeksplorasi tidak hanya apa yang mungkin terjadi, namun juga bagaimana keputusan dan inovasi saat ini dapat membentuk masa depan kita.

Di era digital ini, ketika setiap detik membawa perubahan, Futurologi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Ini bukan semata-mata tindakan menatap bola kristal untuk melihat kejadian yang akan datang; melainkan mencakup pemahaman tentang bagaimana pola-pola yang ada saat ini, baik yang bersifat teknologi, sosial, ekonomi, atau politik, mempunyai kapasitas untuk menghasilkan potensi hasil yang beragam.

Mari kita mulai dengan memahami Futurologi dalam konteks jurnalisme digital. Bayangkan sebuah realitas alternatif di mana startup berita digital tidak hanya merevolusi cara kita menerima berita, namun juga mendefinisikan ulang konsep dasar berita itu sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline