Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Tiga Pembual dan Janji-janji Manis Politik

Diperbarui: 23 Oktober 2023   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi janji-janji manis politik. Gambar oleh AndreasAux dari Pixabay

Tiga anak, A, B, dan C, sedang berdebat dan mengutarakan cita-citanya masing-masing.

A menyatakan ingin menjadi seorang petani hebat, dia akan menghasilkan pisang sebesar Tugu Monas.

B tidak mau kalah, dia akan menjadi pengusaha alat-alat dapur.

A dan C menertawakan bahwa itu profesi yang rendah.

Tetapi B berusaha meyakinankan bahwa dia akan membuat wajan penggorengan sebesar stadion Jakarta International Stadium (JIS).

A dan C kaget, buat apa kau buat wajan sebesar itu B?, B menjawab untuk membuat pisang goreng dari pisang A yang sebesar Tugu Monas tadi.

C tidak mau kalah, tapi kira-kira C mau jadi apa dan apa yang akan dikerjakan untuk menyaingi A dan B?

C tersenyum tipis dan dengan percaya diri berkata, "Kalau begitu, aku akan menjadi ahli es krim terkenal di seluruh dunia! Aku akan membuat es krim rasa pisang dengan cone es krim sebesar Menara Eiffel."

***

Ketika kita pertama kali mendengar kisah tiga anak pembual - A, B, dan C di atas, mungkin yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah tawa. Bagaimana mungkin ada pisang sebesar Tugu Monas, wajan seukuran Jakarta International Stadium (JIS), atau bahkan cone es krim sebesar Menara Eiffel? Namun, jika kita melihat lebih dalam, ada hikmah filosofis yang dapat ditarik dari kisah lucu ini. Cerita ini, meskipun muncul sebagai bualan anak-anak, sebenarnya menjadi representasi dari realitas pahit yang sering kali kita jumpai dalam kehidupan politik modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline