Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Stasiun Kertosono

Diperbarui: 7 September 2023   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=102357878

Ali menatap jendela kereta, membiarkan pikirannya terbawa ke masa lalu saat kereta singgah di Stasiun Kertosono. Tiba-tiba, bayangan Hayati muncul, gadis cerdas yang selalu ada di sebelahnya, bukan sebagai sahabat, namun sebagai saingan.


Di setiap ujian, di setiap perlombaan, Ali dan Hayati selalu berada di garis depan, bergantian meraih posisi pertama. Bagi Ali, Hayati adalah tantangan hidup yang selalu mendorongnya untuk menjadi lebih baik. Tidak pernah ada momen di mana dia bisa bersantai, karena dia tahu Hayati selalu siap untuk mengambil alih.


Tapi ada sesuatu yang unik dalam persaingan mereka. Meskipun keduanya berkompetisi, ada rasa saling menghargai dan mengakui kemampuan satu sama lain. Ali sering berpikir bahwa tanpa Hayati, mungkin dia tidak akan sekuat ini. Hayati adalah api yang mendorong semangat Ali untuk terus berkobar.


Seiring perjalanan kereta, hawa dingin dari AC mulai meresap ke tulang. Ali merasa kedinginan, namun sebelum dia sempat meraih jaketnya, seorang pramugari dengan senyum ramah mendekat sambil membagikan selimut tebal. Ali menerima dengan ucapan terima kasih, selimut itu menjadi penghangat sempurna di tengah perjalanan panjang ini.


Namun, seperti semua cerita masa kecil, kehidupan membawa mereka ke jalan yang berbeda. Ali meneruskan pendidikannya, berkeluarga, dan membangun karirnya, sedangkan kabar tentang Hayati mulai meredup dalam ingatannya. Meski begitu, tiap kali dia meraih prestasi atau menghadapi kesulitan, bayangan Hayati selalu muncul, mengingatkannya tentang semangat kompetisi yang sehat dan dorongan untuk selalu menjadi yang terbaik.


Saat kereta melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta, Ali merenung dalam-dalam, berharap bahwa suatu hari, takdir akan membawanya kembali bertemu dengan Hayati. Bukan untuk memulai persaingan kembali, melainkan untuk berbagi cerita, tawa, dan terutama, untuk mengucapkan terima kasih atas semua pelajaran dan inspirasi yang dia berikan.


Dengan selimut yang menghangatkan tubuhnya dan harapan di hatinya, Ali menutup matanya, membiarkan kenangan masa lalu membawanya ke dalam mimpi indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline