Lihat ke Halaman Asli

Syahiduz Zaman

TERVERIFIKASI

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mengungkap Risiko Kecerdasan Buatan dalam Kedokteran

Diperbarui: 10 September 2023   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi artificial intelligence atau kecerdasan buatan dalam dunia kesehatan. Manfaat teknologi AI di rumah sakit di Indonesia akan memudahkan dokter mendiagnosis penyakit hingga sistem pelayanan kesehatan lainnya.(Sumber: SHUTTERSTOCK/EPStudio20 via kompas.com) 

Belakangan ini, terjadi lonjakan pesat dalam penerapan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dari situs web perjalanan hingga pendidikan, teknologi ini telah memantapkan dirinya sebagai aset yang berharga. 

Bidang yang dengan cepat mengadopsi AI adalah kedokteran. Rumah sakit telah memperkenalkan chatbot medis Google, dan ChatGPT, yang dibuat oleh OpenAI, juga memberikan panduan medis. 

Meskipun demikian, kecepatan ini membawa risiko, terutama ketika teknologinya belum sepenuhnya berkembang.

Pada pandangan pertama, gagasan untuk mendapatkan panduan layanan kesehatan dari entitas mesin yang didukung AI mungkin tampak menarik. 

Namun, apa jadinya jika teknologi ini, meskipun mempunyai potensi, memberikan solusi yang salah dan berpotensi membahayakan nyawa? Ini adalah pertanyaan penting yang diajukan oleh hasil penyelidikan yang dilakukan oleh sekelompok ahli di industri kesehatan.

Penelitian telah diungkap yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology, menegaskan ketidakmampuan ChatGPT untuk memberikan rekomendasi pengobatan kanker yang akurat. 

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan 104 pertanyaan terkait kanker paru-paru, prostat, dan payudara. Mereka membandingkan tanggapan ChatGPT dengan panduan pengobatan kanker dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN).

Hasil penelitian ini mengagetkan. Sebanyak 34,3 persen dari tanggapan ChatGPT tidak sesuai dengan pedoman NCCN. 

Lebih dari sepertiga dari pertanyaan yang diajukan kepada ChatGPT menghasilkan rekomendasi pengobatan yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan protokol medis yang mapan. 

Statistik ini mengungkap dampak berisiko dari terlalu mengandalkan AI yang belum sepenuhnya berkembang dalam konteks medis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline