Setelah visi The New Smartcity diungkapkan, dunia akademis bergerak dengan cepat. Para sarjana dari berbagai disiplin mulai bergabung, membawa dengan mereka pengetahuan dan keahlian yang beragam. Di sudut-sudut ruang pertemuan dan laboratorium, kolaborasi dan diskusi bergejolak seperti api yang tak terkendali. Mereka datang bersama dengan satu tujuan bersama: merancang fondasi untuk kota masa depan yang revolusioner ini.
Di balik pintu-pintu tertutup, perencana perkotaan berkumpul dengan para ilmuwan komputer, mengamati peta dan model tiga dimensi yang membayangkan bentuk dan tata letak kota yang baru. Mereka membahas interaksi antara infrastruktur fisik dan jaringan digital yang akan menjadi saraf pusat kota. Ide-ide melesat seperti percikan api, menggabungkan pandangan dari berbagai sudut pandang untuk menciptakan kerangka konseptual yang kokoh.
Di ruang kuliah dan perpustakaan, para sosiolog dan psikolog berkumpul, mendiskusikan bagaimana teknologi dapat memengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan mental penduduk. Mereka merenungkan dampak dari konektivitas yang tak terbatas pada pola hubungan manusia, dan dengan penuh semangat, mereka menciptakan pedoman etika yang akan mengarahkan perkembangan kota ini menuju tujuan yang lebih manusiawi.
Para ekonom dan ilmuwan politik juga tidak duduk diam. Mereka bertemu untuk menggali dampak ekonomi dari implementasi The New Smartcity. Dari potensi pertumbuhan ekonomi hingga distribusi kekayaan yang adil, diskusi ini mewarnai perencanaan ekonomi kota dengan kebijakan yang berfokus pada kesejahteraan kolektif.
Namun, di tengah keramaian kolaborasi ini, ada momen ketika pandangan berselisih. Debat antara ahli tentang pendekatan yang tepat sering memenuhi ruang pertemuan dengan semangat intelektual. Tetapi dari konflik ini, muncullah pemahaman yang lebih dalam. Penggabungan keahlian dan pandangan yang beragam menciptakan fondasi pengetahuan yang kokoh, mewarnai kota dengan warna-warna ide dan gagasan yang tak terbatas.
Seiring waktu berjalan, cetak biru kota yang baru semakin jelas. Itu adalah hasil kolaborasi yang penuh semangat dan pengorbanan dari para ilmuwan dan akademisi. Pilar-pilar fondasi pengetahuan telah diletakkan dengan cermat, dan kota yang dipenuhi dengan potensi luar biasa ini mulai bergerak menuju masa depan yang baru dan belum pernah terbayangkan. Sebagai lapisan fondasi diletakkan, babak baru dari petualangan akademis dan teknologi The New Smartcity siap untuk dimulai.
*catatan: sering kali saya menulis kata fondasi, tetapi oleh admin kompasiana diganti menjadi pondasi, padahal yang benar adalah fondasi, silakan baca: Fondasi atau Pondasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H