Lihat ke Halaman Asli

Is There a Book Inside You?

Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

" Apakah ada buku di dalam diri anda ? Kalau bangsa ini ingin maju, maka buku harus menjadi bagian dari dalam diri masyarakat kita, terlebih lagi generasi muda " -Syahid Muhammad- Sudah 69 tahun kita merdeka, rasa-rasanya kita sangat ingin  menyandang gelar sebagai negara maju. Kita sangat rindu menjadi negara yang disegani bangsa-bangsa lain, kita sangat rindu menjadi negara yang ditakuti oleh negara lain. Kemarin, bangsa Indonesia diberi angin segar dengan terplihnya Joko Widodo sebagai presiden Republik Indonesia yang ketujuh. Rakyat mulai berharap harap agar Jokowi kelak mewujudkan ekspektasi masyarakat Indonesia yang sudah gandrung akan kemerdekaan hakiki.  

 

Pertanyaannya adalah, apakah dengan terpilihnya Jokowi dengan serta merta mengubah nasib bangsa ini ? Tidak sobat Kompasiana. Pemimpin yang hebat selalu punya bawahan (rakyat) yang hebat pula. Untuk membuktikannya saya ingin anda membuka buku Kunci Menjadi Pemimpin Besar karya penulis Amerika Serikat, disitu tertulis bahwa " Lebih baik memilih pemimpin biasa dengan team yang luar biasa ketimbang memilih pemimpin luar biasa dengan team biasa ". Artinya, team, anggota atau rakyat sebagai subjek dari pembahasan ini memiliki peranan yang seharusnya dominan untuk membangun negeri kita.

 

Bagaimana caranya membangun masyarakat yang nantinya punya kontribusi membangun bangsa? Jawabannya adalah dengan pendidikan. Rakyat harus sadar akan pendidikan, buku harus menjadi barang penting bagi rakyat. Remaja-remaja kita harus lebih sering membuka buku ketimbang membuka gadget. Kita semestinya banyak belajar dari Jepang, disana orang-orang memanfaatkan waktu luang ditaman, menunggu antrian atau di dalam kereta dengan membaca buku. Bandingkan dengan orang-orang yang ada di commuter line Jakarta misalnya yang kebanyakan membuka gadget mereka bukan buku seperti orang-orang Jepang. Industri penerbitan buku di Jepang juga sudah sangat maju sejak dulu. Buku-buku dari luar negeri bahkan hanya dalam waktu seminggu bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan disebarluaskan. Ini artinya rakyat Jepang tidak pernah kehabisan buku-buku bagus. Bahkan legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684.

 

Saya mendengar kabar bahwa penerjemahan buku luar secara besar-besaran baru akan dilakukan pemerintah Indonesia. Di Jepang Bahkan  banyak penerbit  yang sudah  memasukan materi-materi sekolah SD,SMP maupun SMA kedalam komik-komik Jepang. Materi kurikulum sekolah tersebut  dimasukan ke man-ga yaitu komik bergambar Jepang yang membuat minat baca siswa menjadi meningkat. Nah sobat Kompasiana, jika kita menginginkan negara kita maju negara kita disegani negara lain, mari kita mulai dari hal-hal yang kecil. Marilah kita menjadikan membaca buku sebagai kebutuhan layaknya kebutuhan akan makanan atau hal-hal kerohanian. Sekali lagi admin ingin bertanya kepada diri kita masing-masing. Is there a book inside you ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline