Lihat ke Halaman Asli

Syahid Malik

allahumma yassir wala tu'assir

Gerakan Anti Vaksin Meraja di Sosial Media

Diperbarui: 24 Maret 2021   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Communication challenges in post pandemic adalah event virtual hasil kolaborasi antara APIK, ASPIKOM, Univesitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang diselenggarakan pada 18 Maret 2021.

Dimassa pandemi ini banyak orang berdiam diri di rumah karena untuk menghindari penularan covid-19. banyak aktivitas dilakukan di rumah mulai dari pekerjaan kantor, sekolah, perkuliahan dan lain sebagainya. karena tidak banyak berinteraksi dengan orang di luar konsumsi masyarakat akan i nformasi pada sosial media mendadak meningkat.

Inilah fakta yang harus diperhatikan dan paradoks sekarang orang selalu memikirkan tentang media sosial media baru misalnya dalam kasus media baru dan gerakan anti vaksin, sosial media adalah rajanya, sosial media menjadi saluran pilihan untuk mendapatkan informasi untuk mendapatkan data covid-19.

Berdasarkan data dari Kementrian kesehatan yang berkolaborasi dengan ITAFI, UNICEF, dan WHO mengenai survey tentang covid-19 di Indonesia kita bisa melihat yang berwarna ungu adalah saluran yang paling disukai. Sosial media menjadi saluran pilihan untuk mendapatkan informasi tentang vaksin covid-19 sebagian besar adalah sosial media.

Jadi bagaimanapun bisa dikatakan bahwa gerakan anti vaksin banyak terjadi pada sosial media. Facebook mencoba untuk mengurangi setelah gerakan anti vaksin terjadi dan juga hoax seperti teori konspirasi tentang setelah kita mendapatkan vaksin maka kemudian elit global akan mengaktifkan Menara 5g.  untuk mengaktifkan chip di tubuh kita lalu kemudian setelah itu  kita menjadi zombie seperti informasi yang banyak beredar di facebook.

Informasi seperti itu merupakan hoax, dan itu menjadi masalah bnagaimana kita melawan infogamix, (informasi berlebih akan sebuah masalah).

Gerakan anti vaksin yang dianut di sosial media sangatlah berbahaya karena banyak penyakit menular karena informasi yang salah, hal ini bisa sangat menular seperti penularan informasi yang bisa mempengaruhi fakta luas dalam mengambil keputusan si penerima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline