Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Pasar Ciputat Keluhkan Praktik Jual-Beli Lapak: Apa Solusinya?

Diperbarui: 24 Juli 2024   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokumentasi yang diambil pada tanggal 20 juli 2024

Ciputat, Tangerang Selatan – Para pedagang di Pasar Ciputat kembali angkat bicara terkait praktik jual-beli lapak yang mereka anggap semakin merugikan. Kondisi ini tak hanya memberatkan para pedagang kecil, tetapi juga mengancam keberlangsungan pasar tradisional yang menjadi tumpuan hidup banyak warga. Praktik ini dianggap sebagai salah satu masalah serius yang harus segera diatasi demi kelangsungan hidup pasar tradisional dan kesejahteraan para pedagang.

Nurhayati (48), seorang pedagang sayur yang telah berjualan di Pasar Ciputat selama lebih dari 7 tahun, mengungkapkan rasa frustasinya. “Praktik jual-beli lapak ini sudah berlangsung cukup lama dan semakin parah. Dahulu, kami hanya membayar sewa kepada pengelola pasar, tapi sekarang banyak oknum yang memperjualbelikan lapak dengan harga tinggi. Ini sangat memberatkan kami, terutama yang modalnya terbatas,” kata Nurhayati.

Dia menjelaskan bahwa kenaikan harga lapak yang tidak terkendali ini membuat banyak pedagang terpaksa menutup usahanya. “Banyak teman saya yang akhirnya tidak sanggup lagi membayar biaya sewa dan harus menutup lapaknya. Pasar ini adalah sumber penghidupan kami, dan dengan kondisi seperti ini, kami sangat kesulitan,” ujarnya dengan nada prihatin. Ia juga menyoroti kurangnya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini. “Kami sudah beberapa kali melapor, tapi tidak ada tindakan nyata. Kami berharap ada solusi yang bisa melindungi kami dari praktik semacam ini,” tambah Nurhayati.

Selain itu, ia juga menceritakan tentang dampak psikologis yang dirasakan oleh para pedagang. “Setiap hari, kami hidup dalam kekhawatiran apakah besok kami masih bisa berjualan atau tidak. Ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang rasa aman dan stabilitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” jelasnya. Nurhayati berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan pengelola pasar untuk mengatasi masalah ini.

Para pedagang berharap ada solusi konkret dari pengelola pasar dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah jual-beli lapak ini. Mereka menginginkan sistem sewa lapak yang lebih transparan dan terjangkau, serta tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan praktik ilegal.

Seorang perwakilan dari pengelola pasar Bapak Ahmad, menyatakan bahwa mereka tengah berupaya mencari solusi untuk masalah ini. “Kami sedang melakukan peninjauan kembali terhadap sistem sewa lapak di pasar ini. Kami juga berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menghentikan praktik jual-beli lapak yang tidak sesuai aturan,” ujarnya.

Pengelola pasar mengakui bahwa ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi. “Kami tidak menutup mata terhadap adanya oknum yang memperjualbelikan lapak secara ilegal. Kami berkomitmen untuk menindak tegas mereka yang melanggar aturan,” tambah Ahmad salah satu perwakilan dari pengelola pasar.

Pengelola juga mengungkapkan bahwa mereka tengah merencanakan beberapa langkah untuk memperbaiki kondisi pasar. “Kami berencana untuk menata ulang sistem sewa lapak agar lebih transparan dan terjangkau. Kami juga akan meningkatkan pengawasan untuk mencegah praktik ilegal ini terulang kembali,” jelasnya.

Foto dokumentasi yang diambil pada tanggal 20 juli 2024

Solusi yang diharapkan oleh para pedagang adalah pembentukan sebuah komite khusus yang terdiri dari perwakilan pedagang, pengelola pasar, dan pemerintah daerah. Komite ini bertugas untuk memantau dan mengawasi segala bentuk transaksi sewa dan jual-beli lapak di pasar. Selain itu, adanya regulasi yang lebih ketat dan transparan mengenai harga sewa lapak serta sanksi tegas bagi oknum yang melanggar aturan juga sangat diharapkan. Pedagang berharap adanya pelatihan dan penyuluhan mengenai hak dan kewajiban mereka sebagai penyewa lapak, sehingga mereka lebih memahami dan bisa menjaga hak-hak mereka dari praktik yang merugikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline