Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh dan Tantangan Generasi Z dalam Demokrasi dan Politik di Era Digital

Diperbarui: 7 September 2024   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi z atau yang lebih dikenal dengan istilah gen z adalah mereka yang lahir Ketika teknologi berkembang pesat pada kelahiran tahun 1997-2012. Sebagai generasi pertama yang lahir dan tumbuh dengan akses internet dan teknologi sejak masih muda berpengaruh terhadap pola hidup, mindset, pengalaman, psikologis dan sebagainya.  Lahir dalam kecanggihan teknologi membuat gen z lebih mudah dan cepat dalam menemukan berbagai macan informasi. Salah satu informasi yang dapat mereka akses adalah tentang demokrasi dan politik.

 Secara etimologis demokrasi berasal dari Bahasa Yunani “ demokratia” yang terdiri atas kata, demos (rakyat) dan kratos/kratein (kekuatan/ pemerintahan). demokrasi merupakan sebuah system pemerintahan di mana masyarakat memiliki kesamaan atau kesetaraan hak untuk mengambil Keputusan dalam pemerintahan. Sedangkan secara etimologis kata “politik” berasal dari kata polis yang berarti kota, yaitu sebuah kota yang apabila dilihat dari strukturnya memenuhi starat formal untuk di sebut suatu negara.

Demokrasi wajib bagi setiap warga negara, salah satunya gen z yang digadang gadang merupakan generasi emas Indonesia di tahun 2045.

Lantas apa pengaruh dan tantangan  generasi z pada demokrasi dan politik di era digital?

            Pada tahun 2020 pada pusat statistik (BPS) merilis sebuah data statistik yang mengungkapkan komposisi penduduk Indonesia berdasarkan umur. Dari data yang diliris generasi z mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94% populasi. Dengan banyaknya jumlah jiwa yang ada generasi z sangat berpengaruh pada demokrasi dan politik yang ada di Indonesia.

            Gen z merupakan partisipasi politik yang aktif dimana mereka bukan hanya sebagai pemilih pemilu tetapi juga sebagai partisipasi diskusi politik melalui media sosial. Namun, Penelitian yang dilakukan  oleh  Putri Yolanda, H., & Halim, (2020) terhadap karakter politik  Gen  Z,  ditemukan  bahwa  mereka  lebih cenderung melakukan partisipasi politik instrumental    dan    informatif   dibandingkan strategis. Penelitian  menunjukkan bahwa ada kecenderungan  Gen  Z  untuk  beraktivitas  yang sifatnya melihat atau membaca saja, sementara mereka tidak  banyak  terlibat  dalam  aktivitas menyimpan informasi dan melibatkan orang lain, seperti dalam   komunitas   gerakan   politik   di media Online. Yang artinya generasi z memiliki minat yang kurang terhadap politik karena mereka hanya membaca politik tetapi meraka tidak banyak terlibat pada aktivitas / komunitas tentang politik.

Di era yang serba digital membuat banyak sekali informasi yang beredar baik itu infornasi yang akurat maupun hoaks menjadi tantanga generasi z dalam mengambil Keputusan untuk demokrasi . Oleh karena itu gen z wajib bersifat kritis agar Tidak mudah termakan informasi hoaks yang mana akan mempengaruhi Keputusan mereka dalam demokrasi. Artinya generasi z sangat berpengaruh terhadap demokrasi dan politik yang ada di Indonesia karena mereka adalah populasi penduduk terbanyak yang ada di Indonesia. Dimana Keputusan yang mereka ambil akan sangat berdampak pada demokrasi dan politik di Indonesia dimasa yang akan datang.

             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline