Lihat ke Halaman Asli

Syahid Arsjad

Penikmat Diskusi

Komnas HAM Cari Panggung di Kasus Brigadir J?

Diperbarui: 28 Juli 2022   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus polisi tembak polisi menyita perhatian rakyat indonesia, babak demi babak terus diikuti oleh masyarakat lewat media. Adanya beberapa kejanggalan membuat kasus ini menarik untuk diikuti, kesannya seperti ada yang tidak clear dalam penjelasan kronologis versi awal. 

Kejanggalan itu sepertinya dirasakan banyak pihak, termasuk presiden joko widodo yang meminta agar kasus ini jangan ada yang ditutup tutupi, dibuka seterang-terangnya. 

Pak Kapolri pun telah membentuk tim khusus, mencopot beberapa perwira dan memindahkan kasus ini ke polda metro jaya.

Agar kasus ini dapat ditangani seobjektif mungkin, maka berbagai unsur diluar kepolisian dilibatkan dalam penanganan termasuk Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang dilibatkan dalam proses otopsi ulang atau ekshumasi jazad Brigadir J. 

Kasus ini juga ditangani oleh Komnas HAM. Langkah -langkah yang telah dilakukan Komnas HAM adalah mengumpulkan informasi dari keluarga Brigadir J, mengumpulkan informasi dari saksi dalam hal ini ajudan Irjen FS Selain itu Komnas HAM juga mengumpulkan informasi tentang hasil otopsi pertama tentang luka -luka di tubuh Brigadir J. 

Komnas HAM juga meneliti tentang digital forensik yaitu CCTV di sejumlah lokasi.

Ada beberapa informasi penting yang telah di peroleh Komnas HAM dan disampaikan ke publik. Yang pertama mengenai waktu kejadian dan tempat kejadian yang  di duga diperjalanan magelang -jakarta terjawab dengan rekaman CCTV memperlihatkan bahwa Brigadir J masih ikut melaksanakan PCR di rumah Irjen FS bersama istri dan Bhrada E. 

Brigadir J masih terlihat sampai pukul 15.50. Alibi Irjen FS yang mengatakan tidak berada di TKP karena melaksanakan PCR di luar juga terbantahkan dengan rekaman CCTV ini. 

Tentu masyarakat yang mengikuti perkembangan kasus ini berharap Komnas HAM dapat mengungkap kasus ini seobjektif mungkin untuk menjawab rasa keadilan.

Mungkin karena menaruh harapan yang terlalu besar inilah, masyarakat tidak sabar menunggu informasi baru dari konferensi pers dari komnas HAM. 

Meski demikian, komnas HAM sangat berhati -hati dalam menyampaikan fakta-fakta agar tidak menjadi kesimpulan yang premature. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline