Lihat ke Halaman Asli

Untuk Perempuan yang Suaminya Berselingkuh ...

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk Para Istri yang Suaminya Berselingkuh …

Apakah suami Anda baru atau sudah lama berselingkuh? Maaf, jangan buru-buru mengajukan gugatan cerai. Tolong jangan menambah data betapa banyak perempuan yang mengajukan “pisah” dari suaminya. Tolong jangan pakai ungkapan: semut kalo diinjak-injak akan menggigit juga. Tolong tidak usah mengumbar alasan: sudah cukup disakiti selama ini.

Dan, sekali lagi, maaf. Bukan mencampuri urusan Anda. Bukan pula sok tahu. Atau disangka sebagai pembenaran atas tindakan kaum Adam hanya karena kompasiner ini juga seorang lelaki. Justru dalam hal ini, suara laki-laki yang harus Anda simak, bukan suara kaum Hawa yang menambah panas suasana.

Begini: Taruhlah suami Anda saat ini orangnya konyol, pengangguran, tampangnya pas-pasan, ucapan dan perbuatannya selalu menyakitkan, postur tak meyakinkan, dan semua minus-minus lain, eh, sok berselingkuh pula. Setelah Anda bercerai dari suami level loakan tersebut, lalu Anda ingin membuka lembaran baru bersama seorang pria lain, Anda belum tentu bersanding dengan laki-laki baru yang levelnya lebih baik. Biarlah dulu memelihara tikus curut yang sudah Anda kenal baunya ini daripada digerogoti tikus curut lain yang belum Anda tahu rekam jejaknya.

Peganglah rahasia satu ini: BOYS WILL BE BOYS. Asal Anda paham, di dalam sosok seorang suami , sekalipun sudah bangkotan, tetaplah bersemayam sosok anak lelaki kecil yang suka bermain-main, suka pamer, ingin dipuji, dan senang ditepuktangani. Nah, saat suami selingkuh, jangan terlalu diambil hati.

Mungkin dia ingin merasakan bahwa sekalipun sudah botak atau keriput ada juga yang masih kesengsem dengan dirinya. Atau untuk obat mindernya karena di kantor tak ada lagi yag sudi melirik kemampuannya yang memang pas-pasan. Atau bisa juga karena waktu muda sang suami kebetulan kere dan hanya Anda yang "entah kenapa" terpesona oleh rayuan gombalnya dan mulutnya yang bau. Saat materi sudah berlebih dan karir mapan, dia ingin menguji daya tariknya: bahwa Anda sebetulnya tak salah pilih, dia layak dicintai oleh Anda. Dan kelayakan itu tergambar dari adanya perempuan lain yang kepincut dengan dirinya. Sekali lagi, jangan terlalu diambil hati.

Lelaki berkeluarga benyak yang berselingkuh tanpa alasan yang mendasar. Hanya karena ada seorang wanita yang selalu tersenyum kepadanya setiap berjumpa, suami Anda sudah bangga setengah mati. Menganggap bahwa perempuan itu bisa menerima dirinya apa adanya: giginya yang tonggos, kemampuan seksualnya yang digerogoti usia, bisnis yang tak kunjung berhasil. Alasan miring yang tak masuk akal masih banyak.

Lelaki berkeluarga yang berselingkuh sesungguhnya tak lebih anak kecil yang lagi kehilangan layang-layang. Bingung kehilangan kebanggaannya. Panik mencari-cari kambing hitam. Saat seperti itu, tidakkah Anda, sebagai lambang penggenap kebahagiaan kaum Adam yang bahkan di surga Firdaus yang tak berkukuranganpun tetap akan resah mendamba kehadiran Anda, malah jatuh iba?

Boleh jadi, Anda tak menyisakan satu mili meterpun ruang di kalbu untu rasa cinta kepada suami Anda tersebut. Mendengar suaranya, Anda muntah. Melihat tampangnya, Anda tercekam horor. Bersabarlah sedikit. Karena sabar bukanlah urusan Anda dan suami Anda. Sabar adalah urusan Anda dengan Sang Maha Kuasa. Bukankah segala sesuatu ditentukan-Nya dan bukan oleh siapapun juga. Dan, artinya, Anda jangan terperangkap menjadi reaktor yang bereaksi sesuai dengan apa yang dilakukan lelaki jahanam tak tahu untung tersebut. Jadilah aktor yang menata sendiri apa yang akan dilakukan.

Dan, akhirnya, salah satu keuntungan terikat dalam suatu perkawinan adalah ketika kita tak lagi mencintai pasangan kita atau pasangan kita tak lagi mengasihi kita, perkawinan menjaga kita tetap dalam suatu ikatan sampai kita jatuh cinta lagi kepada pasangan kita. Itu, pasti bukan kalimat asli dari kompasianer ini. Itu adalah kutipan dari Judith Viorst.

Semoga Tuhan memberkati Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline