Lihat ke Halaman Asli

Syahfa Viandy Kamila

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Pasca Pandemi Covid-19, Siapkah Mahasiswa Memasuki Era Society 5.0? Berkembang atau Tumbang !

Diperbarui: 20 September 2023   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Bencana kemanusiaan berupa pandemi COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 sampai akhir tahun 2022, telah mengguncang dunia secara global dan telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia Pendidikan (Siahaan, 2020; Samudera, 2020). Sebagai bagian dari dunia pendidikan tinggi khususnya, mahasiswa di seluruh dunia telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada masa pandemi, kehidupan akademik mengalami transformasi yang hebat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Pembelajaran jarak jauh dengan metode dalam jaringan (daring) melalui pemanfaatan teknologi informasi semakin populer digalakkan demi memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan (Firman, 2020), yakni pencegahan penularan COVID-19.

Adaptasi metode pembelajaran pada masa pandemi telah mewariskan mode baru dalam dunia akademik perguruan tinggi. Dengan semakin mendekatnya era Society 5.0, adaptasi tersebut memberikan peluang kepada mahasiswa untuk bertransformasi dan bersiap menghadapi dunia yang semakin digital dan terhubung. Transformasi mahasiswa pasca pandemi merupakan hal yang krusial untuk memastikan kesinambungan pendidikan dan persiapan mahasiswa dalam menghadapi Era Society 5.0.

Pertanyaannya adalah, apakah mahasiswa akan berkembang atau tumbang dalam menghadapi perubahan ini? Artikel ini akan membahas bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dan berkembang di era pasca pandemi, serta mengatasi potensi tantangan yang mungkin dihadapi.

Era Society 5.0 dan Transformasi Mahasiswa

Era Society 5.0 adalah konsep yang berasal dari Jepang yang menggambarkan evolusi masyarakat menuju masyarakat yang sepenuhnya terhubung dengan teknologi. Era ini menekankan integrasi teknologi digital seperti Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), robotik, dan big data dalam kehidupan sehari-hari (Tsugawa et al., 2017).

Dalam era ini, mahasiswa perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai agar dapat berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat yang semakin terhubung dan terdigitalisasi (Schwab, 2016).

Tantangan Transformasi Mahasiswa Pasca Pandemi

Sebagaimana dipaparkan pada latar belakang di atas, pandemi COVID-19 telah memaksa banyak perguruan tinggi untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh atau kombinasi antara pembelajaran daring/online dan tatap muka langsung/offline (Siahaan, 2020; Sunarti, & Mitrohardjono, 2021). Kondisi ini telah menciptakan tantangan baru bagi mahasiswa, termasuk isolasi sosial, akses terbatas, dan ketidakpastian mental (UNESCO, 2020).

Transformasi Positif

Meskipun pandemi telah membawa tantangan besar, terdapat juga potensi untuk terjadinya transformasi positif dalam kehidupan mahasiswa di masa pasca pandemi. Beberapa aspek positif termasuk pengembangan keterampilan digital, fleksibilitas, dan kemandirian (UNESCO, 2020). Pandemi telah mengubah cara pembelajaran tradisional. Sekarang, mahasiswa dihadapkan pada pembelajaran hibrida yang menggabungkan metode daring dan tatap muka (Siahaan, 2020; Sunarti, & Mitrohardjono, 2021). Hal ini membutuhkan keterampilan adaptasi yang tinggi dari mahasiswa untuk memaksimalkan pengalaman pembelajaran (Anderson, T. 2021). Kondisi ini berdampak pada kondisi mahasiswa yang semakin kreatif dalam meningkatkan ketrampilan digitalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline