Lihat ke Halaman Asli

Syaheed Abduh

Mahasiswa

Pengatur Mimpi

Diperbarui: 21 Juni 2021   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Oleh : Rizky

Pada era sebelumnya mungkin dapat kita lihat bahwa perusahaan perusahaan bertarung dengan harga, kuantitas, pelayanan kepada pelanggan, keunggulan operasional, dan kepemimpinan pasar. Namun di era yang akan datang akan dapat disaksikan bentuk pertarungan besar antar perusahaan adalah perang bakat. Sebelumnya pertarungan ini telah tampak, tetapi hal tersebut hanyalah sebuah awal.

Tujuan seseorang adalah untuk menjadi yang terbaik bagi dirinya sendiri. Perusahaan, lembaga  dan sebagainya, seharusnya berusaha mencari cara untuk bisa menciptakan lingkungan yang dapat membantu kualitas perkembangan skill pekerja untuk menjadi yang terbaik bagi diri mereka sendiri, disisi lain pada waktu yang bersamaan menggerakkan perusahaan untuk menjadi yang terbaik bagi perusahaan tersebut. Tujuan ini disisi lain secara kenyataannya saling melengkapi.

Mari kita ambil pelajaran dari sepak bola. Prioritas paling utama pelatih sepak bola adalah untuk menarik, mengembangkan, memelihara, mengatur, serta memotivasi pemain berbakat. Pelatih dan pemilik tim disini telah menyadari bahwa kesuksesan tim pada masa depan bergantung pada bakat-bakat yang berhasil didapatkan para pemain, dan mempertahankan bakat merupakan prioritas nomor satu.

Semua hal ini untuk mengubah, untuk mengembangkan perusahaan anda, organisasi anda, dsb. Dan sebuah buku "The Dream Manager" karya Matthew Kelly bisa menjadi solusi nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline