Lihat ke Halaman Asli

syahadah Muqorriroh

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Dakwah Sunan Kalijaga dalam Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa

Diperbarui: 12 Januari 2023   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sunan Kalijaga merupakan salah satu seorang tokoh walisongo, beliau dikenal sebagai wali yang sangat lekat dengan muslim di pulau Jawa khususnya diwilayah Demak. Sunan Kalijaga termasuk anggota termuda, namun karena semangatnya dalam menyiarkan pendidikan Islam, sehingga membuat beliau sampai masuk ke plosok- plosok desa. Selain itu Beliau juga dikenal karena kemampuannya yang dapat memodifikasi dan memasukkan pendidikan Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa. Hal ini dikarenakan pada saat itu wilayah tersebut kebanyakan masih menganut kepercayaan nenek moyang.

Jadi dengan cara menyusupkan ajaran Islam ke dalam budaya yang saat itu berkembang akan lebih memudahkan masyarakat untuk menerima ajaran Islam tanpa menghilangkan budaya yang telah melekat dihati mereka, merupakan salah satu bukti akan kecerdasannya, yaitu beliau menciptakan beberapa tembang dan wayang kulit sebagai media dakwah Islam yang dipadukan dengan budaya kultural pada masa saat itu, sehingga membuat masyarakat tertarik akan dakwah dan penyampaian pesan pendidikan Islam yang di sampaikan oleh Sunan Kalijaga. 

Sunan Kalijaga merupakan putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban dengan Dewi Nawangrum. Nama asli beliau adalah Raden Sahid, beliau juga memiliki sejumlah nama julukan di antaranya yaitu Lokajaya, Syeikh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, dan Raden Abdurrahman. Beliau wafat pada tanggal 10 Muharram/ Sura pada tahun 1513 dan Jenazah beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, Demak yang terletak di sebelah Timur Laut Kota Bintoro

 Pendidikan Islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana membimbing dan membina peserta didik yang dilakukan dengan bertanggung jawab, serta memiliki kemampuan untuk mendidik sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber pada hadis dan Al-Quran. Serta untuk memberikan kebahagian dunia maupun akhirat dan sekaligus sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Sunan Klijaga merupakan salah satu Wali yang melakukan dakwah pendidikan Islam dengan cara berkelana. Dengan kemampuannya yang dapat merangkul masyarakat baik dari kalangan bangsawan maupun kalangan rakyat jelata membuat metode dakwahnya sangat efektif dan banyak disukai oleh masyarakat. Beliau berhasil membuat dan menggunakan metode dakwah yang terdiri dari perpaduan antara dua budaya yaitu Hindu-Budha.

menurut beberapa orang dua hal tersebut saling bertentangan, ditambah dengan adanya semboyan "Jawa digawa Arab digarap", membuat semakin yakin akan kepintaran, kecerdasan serta kemahiran Sunan Kalijaga dalam melakukan beberapa kreatifitas dalam berdakwah. Dengan cara memadukan dua akultrasi yang serasi dan sesuai untuk di terapkan dalam kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan semakin mudahnya agama dan pendidikan Islam menyebar di Jawa. Salah satu peran Sunan Kalijaga dalam mengakulturasikan budaya Jawa dengan Islam yaitu:

 Tradisi dalam masyarakat

  • Adanya karya sastra seni pewayangan yang lengkap dengan pakemnya, musik gamelanya serta vokalnya yang halus, ini semua hasil dari pemanfaatan dari beberapa unsur Hiduisme yaitu dari kisah Ramayana dan Mahabrata. Dan dari kisah tersebut di modifikasi dengan memasukan jimat layang kalimasada (kalimat syahadat) yang merupakan salah satu pusaka di Kerajaan Amarta (Pandawa).
  • Adanya serat, suluk, wirid dan primbbon merupakan hasil perpaduan yang di lakukan Sunan Kalijaga dari kitab-kitab kuno dengan ajaran Islam sehingga terciptalah hal-hal yang baru tersebut. 
  • Adanya perpaduan dua lingkungan budaya yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yaitu Pesantren dan Kejawen.
  • Adanya kegiatan Grebeg yang di perpadukan antara budaya HinduBudha dengan pendidikan Islam. Dimana acara tersebut di adakan dengan adanya pengajian akbar di dalam masjid kemudian di lanjutkan dengan mengarak lima gunungan yaitu, gunung lanang, wadon, pawuhan, dharat, dan gunung gepak. Hal ini di anggap sebagai simbol kemaslahatan antara raja dengan rakyatnya.8 Dan dengan adanya grebeg ini mampu menyatukan mampu menyatukan umat Islam bahkan sampai saat ini.

Desain corak pakaian dan tata cara berpakaian

  • Membuat corak batik priode Demak dengan motif "burung", menurut Sunan Kalijaga corak tersebut memberikan ilustrasi yaitu sebuah pendidikan dan pengajaran budi pekerti. Selain itu dalam bahasa Kawi burung juga di sebut "Kukila"' dan jika dalam bahasa Arab menjadi "Qu" dan "Qila" yang artinya "peliharalah ucapan (mulut) mu". Jadi maksud dari corak kain ini adalah senantiasa untuk memperingatkan dan mendidik atau mengajarkan untuk menjaga tutur kata. Suanan Kalijaga menggunakan metode pesan tersirat untuk menyampaikan dakwah Islam kepada masyarakat Jawa.
  • Sunan Kalijaga juga membuat baju untuk laki-laki yang diberi nama "Baju Takwo" yang berasal dari kata takwa dan memiliki arti yaitu "ta'at dan patuh terhadap Allah". Baju ini sebenarnya sebagai simbolik untuk manusia ataupun masyarakat agar senantiasa selalu mengatur hidup sesuai dengan tuntunan agama.

Wayang Sebagai Media Dakwah

Pada dasarnya wayang kulit merupakan modifikasi baru dari wayang beber yang sudah ada sejak zaman airlangga. Namun wayang tersebut dijadikan media dakwah Sunan Kalijaga dengan cara membuat kisah-kisah yang baru serta tidak lupa memasukkan unsur pendidikan moral, ketuhanan dan hidup bermasyarakat yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu beliau juga menampilkan tokoh-tokoh favorit rakyat dalam pewayangan dengan kisah dialog-dialog yang membahas tentang tasawuf dan akhlakul karimah

Seni Kesusastraan Sebagai Alat Dakwah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline