Lihat ke Halaman Asli

Dampak Dukungan Sosial pada Kesejahteraan Lansia

Diperbarui: 25 Juni 2024   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Populasi lansia di seluruh dunia terus meningkat dengan cepat. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah individu berusia 60 tahun ke atas diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar pada tahun 2030 (United Nations, 2019). Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menjaga kesejahteraan lansia menjadi tantangan global yang signifikan. Kesejahteraan lansia mencakup berbagai aspek, termasuk kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta partisipasi sosial yang aktif (World Health Organization, 2020).

Dukungan sosial telah diidentifikasi sebagai faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesejahteraan lansia (Gariépy et al., 2021). Dukungan sosial mengacu pada sumber daya yang diberikan oleh orang lain, termasuk dukungan emosional, instrumental, dan informasional (Cohen et al., 2021). Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa dukungan sosial yang kuat berkorelasi dengan peningkatan kualitas hidup, penurunan risiko penyakit kronis, dan peningkatan ketahanan terhadap stres pada populasi lansia (Ong et al., 2020). Meskipun bukti empiris menunjukkan pentingnya dukungan sosial bagi kesejahteraan lansia, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman tentang mekanisme spesifik yang mendasari hubungan ini. Selain itu, konteks budaya dan sosial yang beragam dapat mempengaruhi bentuk dan efektivitas dukungan sosial (Lim et al., 2022). Oleh karena itu, tinjauan literatur ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif penelitian terbaru mengenai dampak dukungan sosial terhadap kesejahteraan lansia, dengan mempertimbangkan berbagai konteks dan perspektif.

Ruang lingkup tinjauan ini akan mencakup studi-studi yang diterbitkan antara tahun 2019 hingga 2024, dengan fokus pada jurnal bereputasi tinggi dalam bidang gerontologi, psikologi, dan kesehatan masyarakat. Kriteria inklusi meliputi penelitian empiris, baik kuantitatif maupun kualitatif, yang secara spesifik menyelidiki hubungan antara dukungan sosial dan berbagai indikator kesejahteraan lansia, seperti kualitas hidup, kesehatan mental, dan fungsi kognitif. Melalui sintesis temuan-temuan utama dari literatur terbaru, tinjauan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran dukungan sosial dalam mempromosikan penuaan yang sehat dan aktif. Implikasi praktis dari temuan ini akan dibahas, termasuk rekomendasi untuk pengembangan intervensi berbasis dukungan sosial dan kebijakan yang berpusat pada lansia. Akhirnya, arah untuk penelitian masa depan akan diidentifikasi, dengan penekanan pada pendekatan multidisiplin dan lintas budaya dalam memahami dan meningkatkan kesejahteraan lansia melalui dukungan sosial.

Populasi lansia di seluruh dunia terus meningkat dengan cepat. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah individu berusia 60 tahun ke atas diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar pada tahun 2030 (United Nations, 2019). Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menjaga kesejahteraan lansia menjadi tantangan global yang signifikan. Kesejahteraan lansia mencakup berbagai aspek, termasuk kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta partisipasi sosial yang aktif (World Health Organization, 2020).
Dukungan sosial telah diidentifikasi sebagai faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesejahteraan lansia (Gariépy et al., 2021). Dukungan sosial mengacu pada sumber daya yang diberikan oleh orang lain, termasuk dukungan emosional, instrumental, dan informasional (Cohen et al., 2021). Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa dukungan sosial yang kuat berkorelasi dengan peningkatan kualitas hidup, penurunan risiko penyakit kronis, dan peningkatan ketahanan terhadap stres pada populasi lansia (Ong et al., 2020). Meskipun bukti empiris menunjukkan pentingnya dukungan sosial bagi kesejahteraan lansia, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman tentang mekanisme spesifik yang mendasari hubungan ini. Selain itu, konteks budaya dan sosial yang beragam dapat mempengaruhi bentuk dan efektivitas dukungan sosial (Lim et al., 2022). Oleh karena itu, tinjauan literatur ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif penelitian terbaru mengenai dampak dukungan sosial terhadap kesejahteraan lansia, dengan mempertimbangkan berbagai konteks dan perspektif.
Ruang lingkup tinjauan ini akan mencakup studi-studi yang diterbitkan antara tahun 2019 hingga 2024, dengan fokus pada jurnal bereputasi tinggi dalam bidang gerontologi, psikologi, dan kesehatan masyarakat. Kriteria inklusi meliputi penelitian empiris, baik kuantitatif maupun kualitatif, yang secara spesifik menyelidiki hubungan antara dukungan sosial dan berbagai indikator kesejahteraan lansia, seperti kualitas hidup, kesehatan mental, dan fungsi kognitif. Melalui sintesis temuan-temuan utama dari literatur terbaru, tinjauan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran dukungan sosial dalam mempromosikan penuaan yang sehat dan aktif. Implikasi praktis dari temuan ini akan dibahas, termasuk rekomendasi untuk pengembangan intervensi berbasis dukungan sosial dan kebijakan yang berpusat pada lansia. Akhirnya, arah untuk penelitian masa depan akan diidentifikasi, dengan penekanan pada pendekatan multidisiplin dan lintas budaya dalam memahami dan meningkatkan kesejahteraan lansia melalui dukungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline