Lihat ke Halaman Asli

Sambil Menanti Liga Indonesia Kembali Beraksi

Diperbarui: 13 Mei 2020   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA FOTO - M RISYAL HIDAYAT

Munculnya wacana liga sepakbola digelar kembali walau pandemi Covid – 19 belum benar-benar mereda, setidaknya bagi pecinta sepakbola Indonesia merupakan kabar baik meskipun belum pasti.

Mengenai kelanjutan kompestisi liga 1 dan 2 musim 2020 PSSI telah menyatakan kalau pemerintah tidak memperpanjang masa darurat, maka PSSI berencana akan melanjutkan Liga 1 dan 2 musim 2020.Dengan berpedoman pada peraturan kesehatan dan status tanggap darurat Covid – 19 yang ditetapkan pemerintah.

Perihal berlanjut atau tidak masih jadi pertimbangan, walau mayoritas tim Liga 1 menyarankan kompetisi Liga 1 dan 2 musim 2020 lebih baik dihentikan saja karena situasi yang belum benar-benar aman dari virus, kemudian banyak melibatkan orang bukan hanya tim yang bertanding saja.

Bahkan kalau liga dilangsungkan tanpa penontonpun masih mengundang resiko, seperti yang dikhwatirkan PSSI jika tetap menjalankan liga dengan tanpa penonton, para fan kemungkinan akan datang juga berkerumun, dan itu menyalahi sosial distancing yang sedang dijalankan pemerintah.

Pertimbangan yang dilakukan PSSI itu selain upaya untuk terhindar dari virus, sekaligus merupakan antisipasi agar fanatisme fan bola berupa dukungan seperti itu tidak terjadi, hanya akan menambah masalah saja.Alangkah baiknya jika pada saat pandemi ini kala sepak bolapun terhenti dijadikan bahan intropeksi diri.

Fanatisme supporter di tanah air kerap dikaitkan dengan sikap yang berlebihan.Namun harus diakui fanatisme para pendukung sepakbola Indonesia menjadi daya tarik bagi sepak bola Indonesia. Kesetiaannya terhadap klub yang dibela sudah tidak diragukan lagi.Kehadirannya selalu memadati area stadion pertandingan untuk menyaksikan tim kesayanganya tentu merupakan keuntungan bagi klub.

Fanatisme dalam sepakbola memang sering menimbulkan gesekan-gesekan sehingga terjadi kekerasan antar supporter dan rusuh.Timbul oleh karena semangat berlebihan yang tidak berdasarkan pada akal sehat, hanya pada emosi yang tidak terkendali. Contoh – contoh yang pernah terjadi pada umumnya perilaku fanatik berakhir dengan kekacauan, seperti bentrok antar pendukung sepakbola.

Sekarang saatnya kekeliruan berpandangan fanatik dikikis dengan berfikir lebih rasionil dalam memandang yang diyakininya benar.Para suporter sepak bola tanah air dapat mengekspresikan semangat dan antusiasme dengan menumbuhkan “solider” , bekerjasama saling membantu, saling peduli, bergotong royong pada sesama mengatasi situasi sulit oleh pandemi Covid – 19.

Bukankah fanatisme sepakbola merupakan karakter supporter menyuarakan kebersamaan ? nah kebersamaan ini dapat dibuktikan saat kegiatan sepakbola sementara waktu terhenti, para supporter dapat melakukan kegiatan solidaritas sosial pada masyarakat, anggota supporter, dan dengan supporter klub lain.Masalah adanya rasisme dan anarkisme antar supporter dengan kegiatan solidaritas sosial ini semoga dapat terhubungkan kembali putusnya silaturahmi akibat terprovokasi.

Pandemi Corona telah memberi dampak pada segala ruang kehidupan manusia, termasuk sepakbola dan liganya.Bersabarlah menanti klub kesayangannya kembali beraksi dukungan penuh dengan karakter fanatismenya yaitu antusias, semangat tinggi, kebersamaan, diwujudkan dengan bergerak bersama mengatasi pandemi ini, melalui solidaritas pada sesama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline