Lihat ke Halaman Asli

Dibalik Kegelapan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Diperbarui: 22 Desember 2016   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="travel.kompas.com"][/caption]

Tak sedikit orang merasa cemas bahkan takut bila tak ada terang, alias gelap. Pada saat gerhana matahari misalnya. Semesta akan gelap sesaat walau sebenarnya surya sedang menerangi seperti biasanya. Peradaban zaman dahulu mempercayai gerhana matahari dianggap sebagai pertanda buruk dan dapat menimbulkan kepanikan. Mitos gerhana matahari dianggap sebagai pembawa kesusahan dan kegelapan. 

Bangsa dimasa Yunani kuno percaya jika gerhana matahari merupakan tanda adanya bencana dan kerusakan. Ini merupakan awal dari kemarahan Tuhan. Di beberapa bagian pedalaman India, mereka masih percaya jika gerhana matahari bisa meracuni tanaman dan makanan yang mereka miliki.Cerita rakyat Korea percaya jika gerhana matahari terjadi karena matahari dicuri oleh anjing siluman.

Mitos masyarakat disebagian daerah di Indonesia percaya gerhana sebagai peristiwa buruk. Masyarakat Jawa dan Bali, misalnya, percaya gerhana merupakan ulah Batara Kala atau Batara Kala Rau. Gerhana dianggap peristiwa ketika Batara Kala Rau, yang tinggal kepala, menelan Dewi Ratih. Cerita ini turun-temurun dan menjadi cerita favorit kala gerhana. Halmahera punya mitos serupa. Sebagian masyarakat di sana menganggap gerhana terjadi akibat suanggi atau setan melahap matahari. Menariknya, masyarakat yang percaya mitos-mitos tadi membuat reaksi yang sama ketika gerhana terjadi. Mereka, baik di Jawa, Bali, maupun Halmahera, membuat bunyi-bunyian.

Dalam mitos dizaman modernpun beberapa percaya jika gerhana matahari bisa menyebabkan bahaya pada wanita hamil dan anak yang belum lahir. Ibu hamil dan anak kecil diharuskan untuk tetap di rumah selama gerhana berlangsung. Bahkan gerhana matahari dikait-kaitkan dengan politik. Dengan anggapan gerhana adalah pertanda buruk akan jatuhnya kekuasaan. Tahun 1962  gerhana matahari dikaitkan dengan kejatuhan Sukarno. Ternyata jabatan Sukarno sama sekali tak terpengaruh oleh gerhana. Ia masih menjabat presiden hingga 1967. 

Gerhana matahari banyak dihubungkan dengan mitos atau takhayul, sekarang semua bisa lebih terbuka, bisa dikaji secara ilmiah. Namun itu berangkat awal mula dari para pendahulu kita melalui mitosnya. Karena rasa ingin tahu melahirkan pertanyaan sederhana, mengapa dan dari mana semua ini ada? Manusia adalah makhluk yang bertanya, namun manusia juga makhluk perlu penjelasan. Mitos adalah penjelasan atas berbagai kejadian atau gejala dunia. Karena mitos menjelaskan kemana manusia menuju, tidak dengan pesimisme, dengan cerita optimisme yang merubah paradigma. 

Perubahan seiring dengan pengetahuan manusia yang berkembang. Ketua Bagian Astronomi Institut Teknologi Bandung Dr. The Pik Sin mengatakan untuk meluruskan kabar yang mengaitkan gerhana matahari total dengan mitos sebagai pembawa kesusahan dan kegelapan, seperti bencana. Menurutnya lebih baik kita memusatkan pikiran dan tenaga kita untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Segala sesuatunya bisa dijelaskan secara ilmiah.

Maka terkuaklah fenomena gerhana matahari. Gerhana matahari total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari. Bulan nampak lebih besar, karena jarak pada bumi lebih dekat. 

Gerhana matahari total (GMT) terjadi di Indonesia 9 Maret 2016. Seluruh dunia sepertinya tak melewatkan fenomena dan momen ini. Indonesia tidak tinggal diam, jauh-jauh hari sebelumnya menawarkan daya tarik gerhana matahari dengan kemasan wisata. Bengkulu  misalnya, menyambut kejadian langka ini dengan kalangan pegiat wisata di Bengkulu. Menyediakan paket wisata menikmati Gerhana Matahari Total (GMT) 2016. Selain Bengkulu Gerhana tersebut  terjadi di beberapa wilayah dari Palembang (Sumatera Selatan), Bangka Belitung, Sampit (Kalimantan Tengah), Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara).

Fenomena alam langka ini menarik kedatangan wisatawan baik mancanegara atau pun lokal, khususnya di 12 wilayah di Indonesia yang dilintasi gerhana matahari total. Menteri Pariwisata Arief  Yahya sebelumnya mengatakan, 9 Maret 2016  Indonesia mengalami fenomena menarik yaitu gerhana matahari total. Uniknya gerhana matahari total ini hanya terjadi di Indonesia, Fenomena alam yang menarik ini, kata Menteri Arief, digunakan untuk mempromosikan beragam wisata yang ada di Indonesia khususnya di wilayah terlintas gerhana matahari total. Karena gerhana matahari total ini juga hanya terjadi 300-an tahun sekali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline