Lihat ke Halaman Asli

Syafrudin Budiman SIP

Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat

Ekonomi Umat Perlu Dikuatkan dengan Koperasi dan UKM

Diperbarui: 27 Juli 2019   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teks Foto: H. Bustan menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang ekonomi kerakyatan dan ekonomi umat pada acara Seminar Nasional dengan tema Membangun Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Umat di UPNORMAL Cafe Jl. Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (25/07/2019). Foto: BP/dok.

Inilah Pokok-pokok Pikiran H. Bustan Kedepan dengan Ekonomi Kerakyatan Berbasis UmatJakarta - H. Bustan sebagai pengusaha dan praktisi koperasi dan UKM menyampaikan pandangan dan harapanya tentang visi Indonesia kedepan dibidang ekonomi kerakyatan dan ekonomi umat. Menurutnya Indonesia harus menciptakan manusia bersahaja dan sederhana yang luar biasa, terutama pembangunan di bidang infrastruktur & transportasi, serta pembangunan ekonomi kreatif yang berbasis ekonomi kerakyatan.

Pada acara Seminar Nasional dengan tema Membangun Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Umat di UPNORMAL Cafe Jl. Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (25/07/2019). Bustan menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang visi Bangsa Indonesia kedepan di hadapan peserta seminar yang diselenggarakan Badan Kerjasama Nasional Relawan Indonesia Maju (BKN-RIM).

"Pokok pikirann ini antara lain, pembangunan di bidang pengebangan Sumber Daya Manusia (karena menurut pepatah bijak Tiongkok: Jika mau hidup 1 tahun maka tanamlah padi, jika mau hidup 10 tahun maka tanamlah pohon tetapi jika mau hidup selamanya maka tanamlah (kembangkanlah) Sumber Daya Manusia (SDM)," kata pengusaha sukses di bidang perdagangan umum, jasa, UKM dan koperasi.

Selain itu kata Bustan, melanjutkan pembangunan dan connecting infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, supaya pergerakan dan distribusi makin lancar, sehingga investor makin tertarik menanamkan modalnya, sehingga lapangan kerja maka terbuka luas.

Selanjutnya pokok pikiran yang paling mendasar adalah melakukan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis umat. Dimana peran wadah koperasi dan UKM ditingkatkan menjadi usaha bersama.

Dimana konsep koperasi adalah dari anggota kembali ke anggota dan konsep UKM memberdayakan anggota untuk terlibat pada kegiatan perdagangan dan jasa.

"Indonesia adalalah pasar yang mengiurkan bagi ekonomi umum dan syariah, mulai dari keuangan umum/syariah (Perbankan), busana umum/busana muslim (muslim fashion), makanan halal, pariwisata halal, dan umroh dan haji. Sebab 85 persen, dari penduduk Indonesia adalah Islam atau muslim. Peningkatan pemahaman beragama, menguatnya kelas menengah muslim akan menggerakkan ekonomi umat," jelas Bustan pemilik Mall Pinrang Sulawesi Selatan ini.

Menurutnya, pengertian dan istilah ekonomi umat adalah kegiatan atau transaksi ekonomi para pihak yang di dasari oleh prinsip-prinsip yang diatur sesuai perintah dan larangan Allah SWT serta Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dimana kegiatan ekonomi dilakukan secara halal dan tanpa riba, baik disektor bisnis rill maupun disektor bisnis keuangan.

"Istilah Ekonomi umat mempunyai istilah lain yakni ekonomi syariah karena basisnya adalah umat Islam yang berjumlah lebih dari 85% dari penduduk Indonesia," ujar Bustan.

Katanya, langkah dan tahapan pengembangan ekonomi umat, pertama diperlukan regulasi dan kebijakan yang dapat mendukung keuangan dan ekonomi umat (syariah). Langkah kedua melakukan peningkatan pengetahuan mengenai ekonomi ummat dan keuangan syariah bagi perbankan, pelaku usaha dan sektor keuangan. Selain itu penyediaan model-model pembiayaan ekonomi umat dan keuangan syariah.

Sementara kata Bustan, untuk peran koperasi bagi pengembangan ekonomi umat adalah meningkatkan pendapatan anggota dari Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para anggota (umat). Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline