Jakarta - Beberapa waktu lalu, politisi Ali Muhtar Ngabalin sempat diserang sejumlah kabar miring terkait kondisi kesehatan diri dan dugaan korupsi. Tetapi semua itu terbantahkan dengan kehadiran Ali dalam acara Dialog Politik bertema Politisi Muda Harapan Baru Masa Depan? yang diselenggarakan oleh Rumah Aspirasi Rakyat #01 di bilangan Jakarta Pusat, Rabu malam (13/02/2019).
Pria yang biasa disapa Ali ini mengajak dan mendorong para generasi muda untuk tampil dan menjadi politisi yang baik.
"Kalian politisi muda harus duduk di parlemen, saya sudah cukup di DPR 1 kali saat usia 35, hari ini usia saya 50, saya mau jadi Profesor saja supaya tidak ada Professor palsu, orang yang ngaku ngaku Professor" tegas Ali, disambut tepuk tangan hadirin.
Lebih lanjut, Ali menyinggung kabar miring terkait kesehatan dirinya serta pengalamannya menerima suap yang langsung disetorkannya ke Bank Mandiri didekat Gedung DPR RI.
Katanya dalam hitungan jam, dana milyaran tersebut langsung disetorkan ke Kas Negara karena dia yakin bahwa dana tersebut merupakan hak rakyat yang harus dikembalikan kepada negara.
"Walau diberitakan masuk Rumah Sakit, Alhamdulillah, saya sehat wal afiat hari ini karena saya tidak pernah nafkahi keluarga saya dari uang syubhat apalagi haram. Saya berhari-hari ada di samping Bapak Presiden Joko Widodo, ada yang bergerak, baru berniat saja ana (saya-red) sudah bisa melakukan perlawanan" kata Ali.
Lebih jauh Ali menjelaskan kepada generasi muda bahwa menjadi politisi yang baik dan jujur bergantung pada niat awal terjun ke dunia politik.
"Jadi politisi baik itu tergantung niat kita, pernah ada upaya suap 100 Juta, 600 juta,1,2 Milyar, 1,5 Milyar tapi di kumpul-kumpul semua itu selama 5 tahun 18 miliar, dari mana Bang Ali tahu, karena uang yang mereka serahkan itu tidak lebih dari 3 jam di tanganku karena semuanya diserahkan kembali ke negara melalui penerimaan negara bukan pajak di Bank Indonesia di Bank Mandiri di DPR RI, karena itu pada waktu saya dipanggil oleh KPK, saya datang menunjukkan bukti-bukti yang dahulu lebih kurang ada 9 Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diserahkan kembali ke Bank" ungkap Ali.
Ia juga menyinggung tentang polemik kitab suci sebagai fiksi atau fakta, menurut Ali, semua orang beragama di Republik ini, sehingga ia tegaskan bahwa Kitab Suci itu adalah Kumpulan kata-kata Tuhan yang suci, bukan sesuatu yang fiksi, hanya manusia manusia tidak punya otak dan tidak punya pikiran yang normal yang menilai kitab suci sebagai kitab fiksi.
Selain itu, politisi Golkar ini juga menyampaikan tiga hal terkait peradaban politik yang baik. Kepada hadirin dan generasi muda yang hadir, Ali menyebutkan, pertama Politisi harus percaya bahwa Tuhan itu ada, dan itulah yang menjadikan kita menjadi orang yang baik.
Kedua kata Ali, memiliki knowledge atau intelektual yang tinggi, dan yang ketiga mereka yang memiliki kemampuan culture yang bagus, dengan memahami dan menghargai budaya sopan santun khas orang Indonesia. (red)