Lihat ke Halaman Asli

Syafrudin Budiman SIP

Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat

Kecewa Khofifah, Barisan Pembaharuan Alihkan Suara ke Gus Ipul-Mbak Puti

Diperbarui: 24 Maret 2018   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Snap361.com

Surabaya - Organisasi kemasyarakatan Barisan Pembaharuan (BP) yang terdiri dari mantan tim sukses dan relawan Khofifah-Herman pada Pilgub 2013 lalu menyatakan mendukung pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno sebagai Cagub-Cawagub Jatim 2018-2023. Pengalihan suara ini akibat kekecewaan kepada Khofifah Indar Parawansa yang berkoalisi dan berkaloborasi dengan Pakde Karwo Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.

"Kami melihat bahwa sikap kompromi Khofifah dan menerima dukungan dari Pakde Karwo adalah langkah mundur demokrasi. Dimana  tidak menjunjung nilai-nilai perjuangan demokrasi serta tidak menghargai keringat pendukungannya yang sudah ikut berjuang melawan pembegalan demokrasi," kata Iwan Setiawan ST, Sekretaris Barisan Permbaharuan (BP) untuk Jatim Makmur bersama Syafrudin Budiman SIP Koordinator BP dalam acara Konsolidasi BP di Restoran As Salam, Margorejo, Surabaya, Jumat (23/03/18) 

Untuk itu kata Mantan Saksi pasangan Khofifah-Herman di Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pilgub 2013 ini, Barisan Pembaharuan melakukan konsilidasi sesama mantan tim sukses/relawan Khofifah-Herman untuk mengalihkan dukungan dan menitip aspirasi suara kepada Gus Ipul dan Mbak Puti.

"Kami sudah mengingatkan Khofifah melalui staf-khususnya Ari Kusuma untuk tidak bergabung dengan Pakde Karwo dan cukup perkuat gerakan yang sudah ada. Tidak mungkin kita mencederai perjuangan kita sendiri, dulu kita mengatakan Pakde Karwo kartel politik dan sekarang kita bergandengan mesra. Sesuatu yang kurang idealis dan tidak bermoral," kata Mantan Sekretaris DPW Partai Karya Perjuangan Jatim ini.

Sementara itu Ir. Ardijoso yang juga salah satu saksi Khofifah-Herman di Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pilgub 2013 mengatakan, memang dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi,  yang ada hanya kepentingan.

"Kalau kita berpedoman pada hal kepentingan terus, tentu politik malah tidak memiliki moral yang kuat. Harusnya sosok seperti Khofifah lebih bijak dan lebih hati-hati jika melakukan koalisi politik," terang Ardijoso yang juga Mantan Ketua DPW Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Jatim.  

Menurut Ardijoso, dirinya dan teman-teman seperjuangan yang pernah mendukung Khofifah-Herman pada Pilgub 2013 merasa kecewa dan tidak menyangka sosok pejuang demokrasi yang melekat pada sosok Khofifah dengan semudah mungkin berkalobarasi dengan orang yang membegalnya pada Pilgub 2013 lalu.

"Yah silahkan saja Bu Khofifah berkoalisi dengan Pakde Karwo, tapi kami mohon maaf tidak bisa mendukung dan tidak bisa berada dalam satu gerbong lagi pada Pilgub 2018 ini," tandasnya.

Selanjutnya, Syafrudin Budiman SIP mantan tim sukses Khofifah-Herman pada Pilgub 2013  lalu juga mengatakan, dirinya sangat menyayagkan Khofifah berkompromi dengan Pakde Karwo. 

"Perjuangan kami selama ini dalam menegakkan demokrasi yang bersih menjadi sia-sia. Kami dulu berjuang di sidang DKPP sampai 3 komisioner KPUD Jatim dipecat dan berjuang di sidang MK demi mencari kebenaran. Namun hal itu menjadi sia-sia karena malah tokoh demokarasi yang kita perjuangkan bekerjasama dengan kelompok kartel politik," kritiknya.

Kata Syafrudin Budiman yang juga Mantan Ketua PW Partai Matahari Bangsa Jatim ini, membela Khofifah bukan sesuatu yang mudah dan gampang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline