KEPADA PAGI YANG TERCINTA
Pagi mendatangiku dengan kembang tanpa nama, bertengger pada ujung atas daun telinga kirinya, tersenyum melambai matahari. Seperti mimpi malam ini, sebuah negeri antah berantah yang dihuni sepi kerak lumut di dinding batu. Itulah perempuanku pagi ini yang disambut cericit burung waktu yang tiada kumengerti.
LINGKAR HARI
Saban hari, pagi berbunga suara-suara burung. Saban hari, matahari menyirami bunga-bunga. Saban hari, pagi matahari burung-burung dan bunga-bunga adalah lingkaran hari yang kita cipta dari gugusan-gugusan mimpi.
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H