Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Puisi: Selantun Sunyi dan Ditikam Sunyi

Diperbarui: 2 Desember 2022   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest.com

SELANTUN BUNYI

Di genggaman bait-bait sajak aku pasungkan jiwa, melantunkan hasrat dari air mata yang meleleh, meniti kawat baja melintasi rentang nafasku yang bergelantung di kelingking langit. Pun walau melamun bukanlah senyum, seperti kata penyair; di larang mencintai bunga-bunga. Jadi apalah artimu yang hanya selantun bunyi dibalik kelopak kembang, menari sendiri di bawah bayang batu-batu.

DITIKAM SUNYI

Musik itu memotong mimpiku yang melintas pada waktu siang, sedang kepala diperangkap matahari ketika aku cari bayangmu di sela-sela sunyi. Hanya tangan menggelepar-gelepar di kolam malam, menari di rentetan angin di atas sungai yang mengernyitkan hening pada kerutan cakrawala. Kaburan wajahmu yang berlalu seribu purnama lalu ketika berlabuh di senja nan jauh, menyimpan air mata kerinduanku.

Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline